Direktur Keuangan, Treasury & Global Services Bank Jatim Edi Masrianto mengajak para wirausaha mengembangkan inovasi sebagai cara menyikapi perkembangan perekonomian global.
Inovasi disebutnya sebagai adaptasi menghadapi era "VUCA" atau volatility, uncertainty, complexity, ambiguity maupun era "TUNA" atau turbulency, uncertainty, novelty, ambiguity.
"Seperti yang terjadi sekarang, di antaranya lain ekonomi dan pasar uang, perubahan kebijakan pemerintah, digitalisasi dan teknologi, perubahan preferensi pelanggan, perubahan peta geopolitik global, serta dinamika politik dan keamanan," kata Edi melalui keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Sabtu.
Edi juga mendorong wirausaha konsisten dalam menjalankan bisnisnya sembari menumbuhkan kreativitas baru dan memperbanyak relasi bisnis untuk memperkuat jaringan usaha.
"Bisnis zaman sekarang tidak bisa dijalankan sendiri, tetapi harus sharing. Kami bisa menjalin kemitraan strategis dengan organisasi dan perusahaan atau lembaga lain untuk mengatasi tantangan global secara bersama-sama," ujarnya.
Sementara, Komisaris Utama Pos Indonesia Rhenald Kasali menyebut tantangan di 2024 muncul karena perkembangan yang terjadi di 2023.
"Tahun 2023 banyak hal mengejutkan, analisa saya ada sembilan kejutan dunia yang banyak mengubah strategi bisnis. Pelaku usaha hingga pemerintah harus melakukan penyesuaian agar mampu menjawab tantangan," ucapnya.
Beberapa contoh kejutan dunia, diantaranya perang dan konflik antarnegara hingga berdampak pada ekonomi global dan pangan. Kemudian sistem jebakan finansial, munculnya strawberry generation, keberadaan super intelligent AI, krisis rantai pasokan, pemanasan iklim, dan perombakan besar-besaran.
Oleh karena itu, Rhenald menyebut pelaku usaha harus banyak berbenah dan melakukan lompatan yang lebih tinggi.
"Di tahun 2024 ini supaya bisa mendarat di tempat yang tepat dengan jangkauan yang paling jauh," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Inovasi disebutnya sebagai adaptasi menghadapi era "VUCA" atau volatility, uncertainty, complexity, ambiguity maupun era "TUNA" atau turbulency, uncertainty, novelty, ambiguity.
"Seperti yang terjadi sekarang, di antaranya lain ekonomi dan pasar uang, perubahan kebijakan pemerintah, digitalisasi dan teknologi, perubahan preferensi pelanggan, perubahan peta geopolitik global, serta dinamika politik dan keamanan," kata Edi melalui keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Sabtu.
Edi juga mendorong wirausaha konsisten dalam menjalankan bisnisnya sembari menumbuhkan kreativitas baru dan memperbanyak relasi bisnis untuk memperkuat jaringan usaha.
"Bisnis zaman sekarang tidak bisa dijalankan sendiri, tetapi harus sharing. Kami bisa menjalin kemitraan strategis dengan organisasi dan perusahaan atau lembaga lain untuk mengatasi tantangan global secara bersama-sama," ujarnya.
Sementara, Komisaris Utama Pos Indonesia Rhenald Kasali menyebut tantangan di 2024 muncul karena perkembangan yang terjadi di 2023.
"Tahun 2023 banyak hal mengejutkan, analisa saya ada sembilan kejutan dunia yang banyak mengubah strategi bisnis. Pelaku usaha hingga pemerintah harus melakukan penyesuaian agar mampu menjawab tantangan," ucapnya.
Beberapa contoh kejutan dunia, diantaranya perang dan konflik antarnegara hingga berdampak pada ekonomi global dan pangan. Kemudian sistem jebakan finansial, munculnya strawberry generation, keberadaan super intelligent AI, krisis rantai pasokan, pemanasan iklim, dan perombakan besar-besaran.
Oleh karena itu, Rhenald menyebut pelaku usaha harus banyak berbenah dan melakukan lompatan yang lebih tinggi.
"Di tahun 2024 ini supaya bisa mendarat di tempat yang tepat dengan jangkauan yang paling jauh," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024