Bondowoso, selain dikenal sebagai daerah penghasil tapai juga memiliki kekayaan kuliner lain yang perlu untuk dicicipi.
Salah satunya adalah lalapan ikan wader. Sajian makanan dari ikan sungai itu sebetulnya di tempat lain juga ada. Hanya saja di Bondowoso lebih terkenal karena tersedia di banyak warung, mulai dari wilayah Kelurahan Tenggrarang hingga ke timur menuju arah Situbondo.
Wader adalah ikan jenis kecil yang tulangnya lebih keras dibandingkan dengan ikan laut. Karena itu, penyajiannya juga harus digoreng kering, sehingga tulangnya bisa empuk. Ikan ini sulit dimakan kalau digoreng biasa karena ukurannya tidak besar, sehingga sulit memisahkan daging dengan tulang.
Karena disajikan setelah digoreng kering maka wader ini juga enak lho kalau dibuat camilan. Gurihnya mantap tenannn....
Sementara untuk lauk dengan nasi, wader disajikan dengan sambal terasi dan lalapan daun singkong serta mentimun.
Untuk urusan harga juga tidak terlalu mahal. Satu porsi ikan dengan nasi dan lalapan, biasanya sekitar Rp10 ribu. Tapi disarankan untuk satu orang cukup memesan satu piring wader karena isinya cukup banyak.
Biasanya satu porsi wader untuk satu orang tidak akan habis. Jadi jika Anda makan berdua maka cukup memesan satu piring wader dengan dua piring nasi. Tapi terserah juga, mau pesan dua nasi dengan empat piring wader juga tak masalah. He hee..
Kalau setelah merasakan nikmatnya wader, kemudian ingin pamer pada keluarga di rumah, bisa juga dibungkus untuk oleh-oleh. Wader ini dijamin tahan lama hingga berminggu-minggu. Tanpa pengawet lho ya. Di rumah tinggal membuat sambel atau disajikan untuk camilan.
Mereka yang dulunya pernah menikmati renyahnya wader akan menjadi wisata kuliner tersebut, untuk mengulang kenangan. Nostalgia. Biasanya karyawan yang pernah bekerja di Bondowoso kemudian pindah ke tempat lain akan mencari lalapan wader ketika berkunjung kembali. Tentunya yang tidak ketinggalan adalah tapainya.
Tidak hanya yang pernah tinggal di Bondowoso, masyarakat luar kota yang pernah kuliah di Jember ternyata juga menjadi penikmat lalapan wader ini. Salah satu contohnya adalah Suhri yang dulu kuliah di Unej dan kini tinggal di Surabaya.
"Dulu saya sering makan lalapan wader itu kalau pergi ke rumaah pacar saya di Situbondo. Rasanya memang gurih. Ngangeni," ucapnya, mengenang.
Mau coba? Yuk, ke Bondowoso. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011