Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mendorong pengusaha kerupuk di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang belum mengurus label Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) segera mengurusnya, sebab bermanfaat bagi usaha sekaligus bisa meningkatkan nilai jual.
"Saya berkunjung ke pabrik kerupuk dan saya dorong untuk mengurus label BPOM supaya harganya bisa tinggi dan untungnya juga tinggi," katanya di Kediri, Selasa.
Ia mengaku berkunjung secara langsung ke pabrik kerupuk impala di Desa/Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Pabrik kerupuk tersebut bisa menghasilkan 7 ton hingga 8 ton kerupuk per hari.
Di pabrik tersebut juga melibatkan karyawan yang cukup besar sekitar 90 karyawan yang mayoritas berasal dari desa setempat.
Bupati menjelaskan kunjungan ke pabrik tersebut merupakan rangkaian kegiatan menginap di rumah warga. Di sore hari pihaknya juga menyempatkan untuk menemui warganya yang tengah melakukan rutinitas. Ia ingin dialog langsung serta mengetahui aktivitas warganya.
Pemerintah Kabupaten Kediri, memang memberikan kemudahan pengurusan izin usaha untuk UMKM tahu di kabupaten ini, sehingga pemilik usaha mendapatkan legalitas usahanya.
Pemkab punya layanan aplikasi Online Single Submission (OSS) yang dapat diakses sendiri para pelaku usaha. Melalui sistem OSS, seluruh perizinan akan terintegrasi, sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih antara pusat dan daerah. Adanya aplikasi OSS ini, masyarakat bisa mengurus perizinan sendiri dari ponsel dan lebih cepat. Pemkab juga siap mendampingi kepengurusan perizinan termasuk ke BPOM.
Sementara itu, pemilik usaha pabrik kerupuk itu, Galih mengatakan usahanya ini telah digelutinya sejak 2011. Ia bersyukur usahanya terus berkembang dan berhasil mendistribusikan kerupuk impala ini hingga keluar pulau, mulai dari Kalimantan, Sulawesi, sampai Sumatera.
Ia mengaku selama menjalankan usahanya pabrik telah mengalami berbagai proses panjang. Kini, ia bisa merekrut banyak orang, sehingga membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran.
Galih juga mengatakan ada beberapa kendala yang juga mengganggunya beberapa di antaranya mahalnya harga bahan baku.
"Proses (pengembangan) pabrik melalui susah payah, dan mungkin rejeki juga. Kendalanya, tiga bulan belakangan ini bahan baku (tepung tapioka) harganya tinggi dan langka," kata Galih.
Ia berharap usahanya ini terus besar dan merekrut semakin banyak pekerja. Dirinya juga bangga Bupati Kediri mau berkunjung ke pabriknya dan memberikan masukan agar usahanya bisa semakin baik.
"Rasanya sangat senang, rasanya campur aduk," kata dia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Saya berkunjung ke pabrik kerupuk dan saya dorong untuk mengurus label BPOM supaya harganya bisa tinggi dan untungnya juga tinggi," katanya di Kediri, Selasa.
Ia mengaku berkunjung secara langsung ke pabrik kerupuk impala di Desa/Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Pabrik kerupuk tersebut bisa menghasilkan 7 ton hingga 8 ton kerupuk per hari.
Di pabrik tersebut juga melibatkan karyawan yang cukup besar sekitar 90 karyawan yang mayoritas berasal dari desa setempat.
Bupati menjelaskan kunjungan ke pabrik tersebut merupakan rangkaian kegiatan menginap di rumah warga. Di sore hari pihaknya juga menyempatkan untuk menemui warganya yang tengah melakukan rutinitas. Ia ingin dialog langsung serta mengetahui aktivitas warganya.
Pemerintah Kabupaten Kediri, memang memberikan kemudahan pengurusan izin usaha untuk UMKM tahu di kabupaten ini, sehingga pemilik usaha mendapatkan legalitas usahanya.
Pemkab punya layanan aplikasi Online Single Submission (OSS) yang dapat diakses sendiri para pelaku usaha. Melalui sistem OSS, seluruh perizinan akan terintegrasi, sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih antara pusat dan daerah. Adanya aplikasi OSS ini, masyarakat bisa mengurus perizinan sendiri dari ponsel dan lebih cepat. Pemkab juga siap mendampingi kepengurusan perizinan termasuk ke BPOM.
Sementara itu, pemilik usaha pabrik kerupuk itu, Galih mengatakan usahanya ini telah digelutinya sejak 2011. Ia bersyukur usahanya terus berkembang dan berhasil mendistribusikan kerupuk impala ini hingga keluar pulau, mulai dari Kalimantan, Sulawesi, sampai Sumatera.
Ia mengaku selama menjalankan usahanya pabrik telah mengalami berbagai proses panjang. Kini, ia bisa merekrut banyak orang, sehingga membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran.
Galih juga mengatakan ada beberapa kendala yang juga mengganggunya beberapa di antaranya mahalnya harga bahan baku.
"Proses (pengembangan) pabrik melalui susah payah, dan mungkin rejeki juga. Kendalanya, tiga bulan belakangan ini bahan baku (tepung tapioka) harganya tinggi dan langka," kata Galih.
Ia berharap usahanya ini terus besar dan merekrut semakin banyak pekerja. Dirinya juga bangga Bupati Kediri mau berkunjung ke pabriknya dan memberikan masukan agar usahanya bisa semakin baik.
"Rasanya sangat senang, rasanya campur aduk," kata dia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024