Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengidentifikasi ada puluhan tempat pemungutan suara (TPS) Pemilu 2024 yang tersebar di sembilan kecamatan berada di zona rawan bencana dan meminta KPU melakukan langkah antisipasi.
"Totalnya ada 48 TPS yang masuk daerah rawan bencana," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo Masun dihubungi di Ponorogo, Senin.
Ia mengatakan data TPS yang masuk daerah rawan bencana tersebut telah dikoordinasikan dengan jajaran KPU Kabupaten Ponorogo sebagai bentuk mitigasi mengantisipasi risiko dan gangguan dalam distribusi logistik, pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara.
"Kami sarankan juga untuk memilih lokasi TPS yang aman, termasuk gudang penyimpanan logistiknya, supaya tidak ada risiko gangguan menjelang maupun saat coblosan," katanya.
Masun merinci 48 TPS tersebut tersebar di sembilan kecamatan, meliputi di Kecamatan Ngrayun ada 9 TPS, Kecamatan Sawoo (7 TPS), Kecamatan Ngebel (7 TPS), Kecamatan Badegan (2 TPS), Kecamatan Slahung (9 TPS), Kecamatan Sambit (3 TPS), Kecamatan Sooko (1 TPS), Kecamatan Pudak (6 TPS), dan Kecamatan Pulung (4 TPS).
"Memang yang paling banyak itu di Ngrayun dan Slahung. Makanya kami sudah koordinasi untuk mitigasi bagaimana prediksi cuaca pada 14 Februari mendatang, mudah mudahan aman," tambahnya
Terpisah, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Ponorogo Munajat mengapresiasi hasil koordinasi dengan BPBD Ponorogo soal mitigasi TPS rawan bencana.
Berdasarkan masukan dari BPBD, KPU Ponorogo segera berkoordinasi dengan jajaran Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang wilayahnya masuk daerah rawan bencana itu dan langsung menyiapkan TPS di zona aman, termasuk pemilihan gudang logistik sebelum didistribusikan ke setiap desa atau TPS.
"Agar memilih tempat supaya tidak terkendala dengan banjir atau longsor untuk dataran tinggi. Kalau gudang semua sudah sesuai standar KPU," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Totalnya ada 48 TPS yang masuk daerah rawan bencana," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo Masun dihubungi di Ponorogo, Senin.
Ia mengatakan data TPS yang masuk daerah rawan bencana tersebut telah dikoordinasikan dengan jajaran KPU Kabupaten Ponorogo sebagai bentuk mitigasi mengantisipasi risiko dan gangguan dalam distribusi logistik, pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara.
"Kami sarankan juga untuk memilih lokasi TPS yang aman, termasuk gudang penyimpanan logistiknya, supaya tidak ada risiko gangguan menjelang maupun saat coblosan," katanya.
Masun merinci 48 TPS tersebut tersebar di sembilan kecamatan, meliputi di Kecamatan Ngrayun ada 9 TPS, Kecamatan Sawoo (7 TPS), Kecamatan Ngebel (7 TPS), Kecamatan Badegan (2 TPS), Kecamatan Slahung (9 TPS), Kecamatan Sambit (3 TPS), Kecamatan Sooko (1 TPS), Kecamatan Pudak (6 TPS), dan Kecamatan Pulung (4 TPS).
"Memang yang paling banyak itu di Ngrayun dan Slahung. Makanya kami sudah koordinasi untuk mitigasi bagaimana prediksi cuaca pada 14 Februari mendatang, mudah mudahan aman," tambahnya
Terpisah, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Ponorogo Munajat mengapresiasi hasil koordinasi dengan BPBD Ponorogo soal mitigasi TPS rawan bencana.
Berdasarkan masukan dari BPBD, KPU Ponorogo segera berkoordinasi dengan jajaran Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang wilayahnya masuk daerah rawan bencana itu dan langsung menyiapkan TPS di zona aman, termasuk pemilihan gudang logistik sebelum didistribusikan ke setiap desa atau TPS.
"Agar memilih tempat supaya tidak terkendala dengan banjir atau longsor untuk dataran tinggi. Kalau gudang semua sudah sesuai standar KPU," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024