Tulungagung - Ratusan warga Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat pagi, saling adu cepat memperebutkan aneka makanan dan buah-buahan yang ada dalam dua tumpeng raksasa yang mereka sebut dengan istilah "buceng lanang dan buceng wadon".
Aksi spontan itu dan nyaris tidak terkendali itu terjadi, hanya sesaat setelah rangkaian prosesi "bersih nagari" dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Tulungagung ke-806 usai digelar di pendopo utama Kongas Arum Kusumaning Bongso, sekitar pukul 10.00 WIB.
Pantauan kontributor ANTARA, puluhan atau bahkan ratusan warga yang telah menunggu di depan kompleks pendopo segera merangsek masuk begitu pintu gerbang dibuka, dan berbaur dengan puluhan PNS yang sudah lebih dulu mengambil beberapa bagian tumpeng.
Sejumlah petugas dari satuan polisi pamong praja sempat berusaha membuat pagar betis menuju jalan raya alun-alun yang berjarak sekitar 50-an meter dari pintu gerbang pendopo. Namun karena jumlah warga terlalu banyak, upaya pengawalan yang mereka lakukan sia-sia.
Ratusan warga yang rata-rata berasal dari kelompok masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah tersebut, langsung semburat masuk begitu pintu gerbang pendopo dibuka dan mobil pikap pengangkut kedua tumpeng raksasa hendak berjalan keluar.
"Kelamaan kalau harus menunggu 'buceng lanang' dan 'buceng wadon' diarak ke alun-alun, nanti malah tidak kebagian," cetus Mahmud Abdul Shomad, salah seorang warga yang ikut berebut tumpeng.
Celoteh senada disampaikan sejumlah warga maupun PNS lain yang ikut berebut aneka makanan yang terdiri dari setumpuk nasi kuning, puluhan "ingkung" daging ayam, lauk-pauk, buah-buahan, serta berbagai hasil bumi lainnya.
Sembari saling berebut untung demi mendapat makanan gratis, mereka berharap mendapat semacam barokah (kebaikan) dari hasil "purak" atau ritual rebutan sesaji berbentuk "buceng lanang" dan "buceng wadon" tersebut.
"Purak buceng lanang dan buceng wadon itu memang merupakan bagian dari ritual 'bersih nagari' yang tidak bisa terpisahkan. Sebagian warga percaya tahapan ini sebagai bagian paling penting karena memberi makna pemerataan kesejahteraan," ujar kabag Humas Pemkab Tulungagung Mariyani.
Meski sempat terjadi upaya saling berebut isi tumpeng, secara umum ritual puncak peringatan hari jadi Kabupaten Tulungagung berjalan lancar.
Ribuan PNS daerah beserta jajaran muspida setempat bahkan ikut ambil bagian langsung dalam seluruh rangkaian acara "bersih nagari", dengan mengenakan pakaian adat Jawa, yang berlangsung mulai pukul 07.30 WIB hingga selesai sekitar pukul 10.00 WIB.
Jika mayoritas PNS golongan III dan IV mengikuti pawai "bersih nagari" mulai dari depan kantor Pemkab hingga menuju pendopo, para pejabat di setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan jajaran muspida ditempatkan secara khusus di dalam pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso.
Mereka sengaja diperlakukan secara khusus layaknya para tamu kerajaan pada zaman peradaban Jawa kuno, yakni saat pemerintahan Kerajaan Daha pada tahun 1.200 Masehi atau awal babad terbentuknya Kabupaten Tulungagung yang jatuh tepat tanggal 18 November.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011