Bangkalan - Sekelompok warga yang tergabung dalam koalisi masyarakat anti-penculikan dan penindasan (KMPP), berunjuk rasa di depan Mapolres Bangkalan, Madura, Kamis. Mereka menuntut Polri secara institusi dan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bertanggung jawab atas kematian warga Bangkalan bernama Abbas. Abbas merupakan warga Desa Mangga'aen, Kecamatan Modung, yang diduga terlihat kasus tindak pidana pidana kriminal di Yogyakarta dan menjadi buronan Polda Yogyakarta. Para pengunjuk rasa ini menilai, penangkapan terhadap Abbas tidak prosedural, karena saat melakukan penangkapan polisi tidak bisa menunjukkan surat perintah. Selain itu, almarhum Abbas waktu ditangkap disiksa dengan cara diinjak-injak oleh polisi yang melakukan penangkapan di hadapan istrinya yang sedang hamil lima bulan. "Ini jelas bukan penegakan hukum lagi atas dugaan tindak pidana, tapi lebih dari itu adalah penyiksaan," kata Korlap aksi Syamsudin. Para pengunjuk rasa ini datang ke Mapolres Bangkalan menaiki sepeda motor dan mobil pikap. Mereka juga membawa poster yang bertuliskan "dar der dor Abbas tewas, polisi pembunuh, polisi bukan pelindung masyarakat, tapi pembunuh". Abbas ditangkap polisi di rumahnya di Desa Mangga'aen, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, oleh polisi, Senin (7/11) sekitar pukul 08.00 WIB. Namun, beberapa hari kemudian, yakni pada Sabtu (12/11) yang bersangkutan ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di salah satu rumah sakit di Yogyakarta seperti diberitakan media lokal di wilayah itu. "Bahwa menurut Wakapolda DIY ketika itu, Abbas meninggal dunia Selasa (8/11) sore disebabkan kena peluru yang sengaja ditembakkan polisi pada tubuh abbas," terangnya. KMPP menilai, kematian Abbas ini jelas merupakan tindakan yang tidak prosedural yang dilakukan polisi, karena Abbas sendiri sudah tidak melarikan diri, setelah tim reserse melakukan penangkapan terhadap dirinya. Menurut Syamsuddin, pihaknya menuntut juga pada Polres Bangkalan bertanggung jawab karena telah sengaja melakukan pembiaran dengan tidak memberitahukan atas kematian Abbas pada keluarga. Padahal, kata Syamsuddin, Polda DIY telah memberitahukan pada polres terkait kematian abbas."Akan tetapi, keluarga Abbas tidak mendapatkan informasi hal itu, namun malah tahu dari media massa pada Jumat (11/11)," ucapnya. Setelah puas menyampaikan orasi, para pengunjuk rasa ini selanjutnya membubarkan diri dengan tertib.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011