Aryna Sabalenka mengatakan bahwa dia merasa siap secara mental dan fisik untuk mempertahankan gelar Australian Open berbekal kerja keras selama pramusim.
Petenis Belarusia berusia 25 tahun itu meraih capaian tertingginya pada 2023 dengan merebut gelar Grand Slam perdananya di Melbourne, mengalahkan Elena Rybakina di final.
Dia juga menjadi runner up di US Open dan mencapai semifinal Wimbledon dan Roland Garros dalam perjalanannya menjadi peringkat satu dunia.
Dia menjadi perempuan pertama setelah Serena Williams pada 2016 yang mencapai setidaknya semifinal di keempat Grand Slam dalam satu tahun.
Berada di peringkat kedua di belakang petenis Polandia Iga Swiatek, Sabalenka mengatakan saat ini dia dalam kondisi yang baik secara mental dan fisik.
"Saya menjalani musim yang luar biasa tahun lalu, berkembang pesat sebagai pemain dan sebagai pribadi. Saya menjalani pramusim dengan sangat baik. Kami bekerja keras. Saya merasa kami mengalami banyak kemajuan," kata Sabalenka, seperti disiarkan AFP, Jumat.
"Saya merasa sangat hebat dan merasa siap."
Sabalenka yang ceria memulai musimnya di Brisbane International dengan baik tetapi Rybakina mengalahkannya di final.
Namun, dia tidak terpengaruh oleh kekalahan tersebut.
"Elena baru saja memainkan tenis yang luar biasa. Dia berhasil menghancurkannya," kata Sabalenka.
"Sebelum final, saya pikir saya bermain tenis dengan sangat hebat. Semuanya berjalan baik di pramusim.... itulah yang membuat kami senang."
"Setelah final, ada satu pekan lagi untuk memperbaiki kesalahan tersebut dan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk Melbourne," ujar Sabalenka.
Berusaha menjadi petenis putri yang menjuarai Australian Open berturut-turut setelah petenis senegaranya Victoria Azarenka pada 2012 dan 2013, Sabalenka memuji kerja kerasnya untuk mencapai kesuksesan.
"Saya merasa bekerja keras sebenarnya sangat menyenangkan. Saya menikmatinya," kata Sabalenka.
"Bagi saya, tidak terlalu sulit untuk terus bekerja keras, terus meningkatkan diri. Saya telah melakukannya sepanjang hidup saya."
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Petenis Belarusia berusia 25 tahun itu meraih capaian tertingginya pada 2023 dengan merebut gelar Grand Slam perdananya di Melbourne, mengalahkan Elena Rybakina di final.
Dia juga menjadi runner up di US Open dan mencapai semifinal Wimbledon dan Roland Garros dalam perjalanannya menjadi peringkat satu dunia.
Dia menjadi perempuan pertama setelah Serena Williams pada 2016 yang mencapai setidaknya semifinal di keempat Grand Slam dalam satu tahun.
Berada di peringkat kedua di belakang petenis Polandia Iga Swiatek, Sabalenka mengatakan saat ini dia dalam kondisi yang baik secara mental dan fisik.
"Saya menjalani musim yang luar biasa tahun lalu, berkembang pesat sebagai pemain dan sebagai pribadi. Saya menjalani pramusim dengan sangat baik. Kami bekerja keras. Saya merasa kami mengalami banyak kemajuan," kata Sabalenka, seperti disiarkan AFP, Jumat.
"Saya merasa sangat hebat dan merasa siap."
Sabalenka yang ceria memulai musimnya di Brisbane International dengan baik tetapi Rybakina mengalahkannya di final.
Namun, dia tidak terpengaruh oleh kekalahan tersebut.
"Elena baru saja memainkan tenis yang luar biasa. Dia berhasil menghancurkannya," kata Sabalenka.
"Sebelum final, saya pikir saya bermain tenis dengan sangat hebat. Semuanya berjalan baik di pramusim.... itulah yang membuat kami senang."
"Setelah final, ada satu pekan lagi untuk memperbaiki kesalahan tersebut dan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk Melbourne," ujar Sabalenka.
Berusaha menjadi petenis putri yang menjuarai Australian Open berturut-turut setelah petenis senegaranya Victoria Azarenka pada 2012 dan 2013, Sabalenka memuji kerja kerasnya untuk mencapai kesuksesan.
"Saya merasa bekerja keras sebenarnya sangat menyenangkan. Saya menikmatinya," kata Sabalenka.
"Bagi saya, tidak terlalu sulit untuk terus bekerja keras, terus meningkatkan diri. Saya telah melakukannya sepanjang hidup saya."
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024