Surabaya - Seekor komodo betina berumur 20 tahun yang merupakan salah satu koleksi di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Selasa, ditemukan mati di kandangnya tanpa diketahui secara jelas penyebab. "Penyebab kematiannya belum kami ketahui karena masih dalam penyelidikan tim kesehatan KBS. Mungkin, baru besok (9/11) hasil atau penyebab kematiannya diketahui," kata Humas KBS Anthan Warsito. Menurut dia, usia komodo yang mati tersebut bisa dikategorikan cukup tua, karena usia binatang paling tua sekitar 20-30 tahun. Sebelum komodo itu mati sudah mengeluarkan tanda-tanda tentang menurunnya kesehatan satwa purba tersebut. Berdasarkan catatan tim kesehatan KBS, tanda-tanda menurunnya kesehatan hewan itu di antaranya adalah sudah tidak memiliki selera makan. "Pada 5 November lalu diberi makan, tapi dia sudah tidak memiliki selera makan. Karena tidak memiliki selera makan kondisi kesehatannya tampak melemah dan akhirnya mati pada hari ini," ujarnya. Meski demikian, untuk memastikan penyebab kemataiannya, tim kesehatan KBS tetap menelitinya. Hal ini guna mengetahui penyebab kemataiannya yang benar. "Kami tidak mau berspekulasi soal penyebab kematiannya, karena itu kami tetap menginginkan ada otopsi," ucapnya. Warsito mengatakan kematian komodo KBS selama ini diakuinya cukup banyak. Pihaknya sedang berupaya untuk membuat kandang yang baik. Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga bergerak cepat untuk melakukan pemisahan antara anak komodo dengan komodo dewasa. Sebab, jika tidak dilakukan maka komodo anakan akan mati dimakan komodo dewasa. Saat ini, lanjut Waskito, jumlah komodo yang ada di KBS sebanyak 60 ekor, meliputi 23 ekor anak komodo, 14 ekor remaja, dan sisanya dewasa. Untuk mempertahankan komodo, KBS akan lebih intensif melakukan pengawasan. Sebab, komodo merupakan binatang langka yang harus dipertahankan keberadaanya. "Komodo menjadi target pengawasan utama. Itu binatang langka di dunia," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011