Jember - Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jember menangani sebanyak 10 kasus perdagangan orang (human trafficking) di kabupaten setempat selama Januari-Oktober 2011. Ketua SBMI Jember, Ahmad Mufti, Senin, mengatakan kasus perdagangan orang tersebut biasanya terjadi pada tenaga kerja Indonesia (TKI) maupun calon TKI sebelum berangkat ke luar negeri. "Korban mengalami eksploitasi tidak hanya di dunia prostitusi, namun juga eksploitasi ekonomi, fisik, sosial dan psikologis," tuturnya. Menurut dia, beberapa contoh kasus perdagangan orang yang ditangani SBMI antara lain TKI yang tidak mendapat gaji selama tiga tahun bekerja di Malaysia dan kasus anak yang dibawa lari seseorang, kemudian dipekerjakan di Batam. "Kami juga pernah menangani kasus seorang warga di Kecamatan Sumberjambe yang diiming-imingi pekerjaan oleh calo dan tidak mempunyai dokumen apapun. Tiba-tiba saja dia berangkat ke Arab Saudi dan kini tidak ada kabar beritanya," paparnya. Kasus seperti itu, lanjut dia, dialami oleh sejumlah calon TKI asal Jember dan kejadian tersebut masuk dalam kasus perdagangan orang. Ia menjelaskan SBMI selalu bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan perangkat desa setempat untuk memberikan pendampingan terhadap korban perdagangan orang, serta mencegah terjadinya kasus serupa di sejumlah desa. "Kadang-kadang keluarga menjadi faktor ekonomi yang mendorong anak menjadi korban perdagangan orang di dunia prostitusi," katanya, menambahkan. Ahmad menilai penanganan kasus perdagangan orang di Kabupaten Jember belum optimal, sehingga tidak ada pendampingan yang serius terhadap korban perdagangan orang. Sementara Pusat Pelayanan Terpadu Pemkab Jember yang melayani konseling bagi korban tindak kekerasan dan perdagangan orang tidak pernah menerima pengaduan korban perdagangan orang di Kabupaten Jember. "Saya akui, kasus perdagangan orang memang ada dan mungkin jumlahnya banyak di Jember, namun sejauh ini tidak ada kasus perdagangan orang yang kami tangani," katanya singkat.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011