Pelatih Manchester City Pep Guardiola mengatakan tim asuhannya sudah siap menghadapi laga final Piala Dunia Antar Klub melawan Fluminense di King Abdulllah Sports City, Arab Saudi, Sabtu (23/12) pukul 01.00 WIB.
City melaju ke final setelah mengalahkan tim asal Jepang Urawa Reds dengan skor 3-0, sedangkan Fluminense ke partai puncak setelah menaklukkan klub asal Mesir Al Ahly dengan skor 2-0.
“Para pemain sudah siap dan mereka tahu betapa pentingnya hal itu. Kami memenangi semifinal. Kami mencoba sejak semifinal melawan Urawa untuk menilai kualitas yang dimiliki Fluminense," kata Pep melalui keterangan tertulis klub pada laman resminya, Jumat.
“Saya tahu persis bakat dan kualitas Fluminense serta apa yang bisa mereka lakukan. Mereka telah mengalahkan tim dari Argentina, Kolumbia dan Uruguay," imbuh Pep.
Pep mengatakan, meski timnya diunggulkan pada partai final, ia tetap mewaspadai Fluminense yang merupakan juara Libertadores tersebut. Mantan pelatih FC Barcelona dan Bayern Muenchen itu menilai Fluminense memiliki susunan pemain berpengalaman seperti halnya eks bek kiri Real Madrid, Marcelo.
“Pengalaman yang mereka miliki dengan Marcelo, kiper mereka. Mereka punya lima atau enam pemain berusia di atas 37 tahun, itu artinya mereka bisa mengendalikan emosi," jelasnya.
Selain itu, menurutnya Fluminense juga identik dengan gaya bermain timnas Brasil era dahulu dengan banyak memainkan umpan-umpan pendek, fisik kuat, hingga kuat duel satu lawan satu.
“Mereka memainkan gaya khas Brasil tahun 1970an, 80an, dan awal 90an seperti saat Brasil menjuarai Piala Dunia 1994. Mereka memainkan banyak bola, umpan-umpan pendek, satu lawan satu, fisik. Kami harus menyadari seberapa besar mereka akan berusaha mengejar ketertinggalan," tambahnya.
“Kami harus memaksakan ritme dan menampilkan performa bagus serta tangguh di momen buruk," lanjutnya.
Jika keluar sebagai juara, The Citizens akan menjadi tim pertama Inggris yang memenangkan Liga Inggris, Piala FA, Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antar Klub pada tahun yang sama.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
City melaju ke final setelah mengalahkan tim asal Jepang Urawa Reds dengan skor 3-0, sedangkan Fluminense ke partai puncak setelah menaklukkan klub asal Mesir Al Ahly dengan skor 2-0.
“Para pemain sudah siap dan mereka tahu betapa pentingnya hal itu. Kami memenangi semifinal. Kami mencoba sejak semifinal melawan Urawa untuk menilai kualitas yang dimiliki Fluminense," kata Pep melalui keterangan tertulis klub pada laman resminya, Jumat.
“Saya tahu persis bakat dan kualitas Fluminense serta apa yang bisa mereka lakukan. Mereka telah mengalahkan tim dari Argentina, Kolumbia dan Uruguay," imbuh Pep.
Pep mengatakan, meski timnya diunggulkan pada partai final, ia tetap mewaspadai Fluminense yang merupakan juara Libertadores tersebut. Mantan pelatih FC Barcelona dan Bayern Muenchen itu menilai Fluminense memiliki susunan pemain berpengalaman seperti halnya eks bek kiri Real Madrid, Marcelo.
“Pengalaman yang mereka miliki dengan Marcelo, kiper mereka. Mereka punya lima atau enam pemain berusia di atas 37 tahun, itu artinya mereka bisa mengendalikan emosi," jelasnya.
Selain itu, menurutnya Fluminense juga identik dengan gaya bermain timnas Brasil era dahulu dengan banyak memainkan umpan-umpan pendek, fisik kuat, hingga kuat duel satu lawan satu.
“Mereka memainkan gaya khas Brasil tahun 1970an, 80an, dan awal 90an seperti saat Brasil menjuarai Piala Dunia 1994. Mereka memainkan banyak bola, umpan-umpan pendek, satu lawan satu, fisik. Kami harus menyadari seberapa besar mereka akan berusaha mengejar ketertinggalan," tambahnya.
“Kami harus memaksakan ritme dan menampilkan performa bagus serta tangguh di momen buruk," lanjutnya.
Jika keluar sebagai juara, The Citizens akan menjadi tim pertama Inggris yang memenangkan Liga Inggris, Piala FA, Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antar Klub pada tahun yang sama.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023