Rektor Universitas Nurul Jadid (Unuja) KH. Abd Hamid Wahid, MAg berharap anugerah bronze winner dari Diktiristek menjadi pemacu bagi semua insan di perguruan tinggi itu untuk semakin meningkatkan kualitas di berbagai bidang.
"Terima kasih atas kerja keras dan dedikasi seluruh civitas akademika Unuja dalam meraih capaian ini. Ini apresiasi sekaligus evaluasi bagi kita untuk terus meningkatkan, sekaligus memperbaiki kualitas kebermanfaatan tridarma kita untuk masyarakat," tutur pria yang akrab disapa Gus Hamid ini dalam keterangannya di Probolinggo, Jawa Timur, Kamis.
Unuja menerima anugerah bronze winner (perunggu) dalam bidang riset, teknologi, dan pengabdian masyarakat untuk publikasi ilmiah dan kekayaan intelektual dari Kemendikbud Ristek di Jakarta, Rabu (13/12) malam.
Gus Hamid juga mengatakan bahwa ke depan kampus yang dia pimpin masih harus bekerja keras untuk meningkatkan kualitas dan prestasi di semua bidang. Penghargaan Diktiristek untuk bidang publikasi ilmiah ini menjadi barometer bagi perguruan tinggi dalam bidang publikasi ilmiah.
Sementara Kepala Lembaga Penerbitan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Unuja Dr Achmad Fawaid mengatakan bahwa anugerah di bidang publikasi ini didasarkan pada hasil penilaian terhadap indikator kinerja utama perguruan tinggi yang diperoleh dari skor science and technology index (Sinta).
"Dalam dua tahun terakhir, memang ada peningkatan signifikan dalam hasil publikasi di Unuja, baik untuk artikel jurnal, buku ajar, maupun kekayaan intelektual. Itu bisa dilihat dari peringkat kampus ini di Sinta yang dua tahun lalu ada di peringkat 700-an, kini sudah berada di 296 dari seluruh PT di bawah Kemendikbud," ujar Fawaid.
Fawaid juga menambahkan bahwa pencapaian di bidang publikasi ilmiah ini tidak lepas dari peran dosen, mahasiswa, dan pemangku kepentingan di lingkungan fakultas dan lembaga.
"Setidaknya, sejak tahun 2018, kampus ini sudah menerapkan kebijakan riset dan PKM berbasis publikasi ilmiah, mulai dari kebijakan publikasi tugas akhir, program KKN berbasis luaran, hingga insentif. Bahkan, Unuja sudah memulai publikasi sebagai pengganti tugas akhir, dua tahun sebelum kebijakan Mendikbud tentang pengganti skripsi," tuturnya.
Selain itu, Unuja juga sudah menjalin beberapa kerja sama dengan mitra luar negeri, khususnya di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, Singapura, dan Tiongkok. Jejaring publikasi internasional yang dibangun oleh individu dosen juga menjadi faktor utama tingginya penilaian publikasi ilmiah.
"Beberapa jurnal internal Unuja juga telah terakreditasi nasional. Sampai saat ini, terdapat 9 dari 13 jurnal aktif yang dikelola telah terakreditasi Sinta," katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor I Unuja M Noer Fadli Hidayat mengapresiasi pencapaian ini sekaligus berharap agar ke depan PT berbasis pesantren itu juga mampu meningkatkan kebermanfaatan-nya untuk masyarakat.
"Untuk usia kampus swasta pesantren yang baru berusia lima tahun, ini adalah percepatan yang luar biasa. Namun, PR kami ke depan adalah bagaimana memastikan publikasi ini tidak hanya selesai di luaran, namun juga bermanfaat buat masyarakat," katanya.
Anugerah Diktiristek merupakan agenda tahunan bergengsi yang diselenggarakan Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek sebagai bentuk apresiasi kepada perguruan tinggi dan lembaga layanan pendidikan tinggi atas kinerja-nya dalam pelaksanaan program dan kebijakan pendidikan tinggi, riset, dan teknologi.
Selain itu, penganugerahan ini juga merupakan apresiasi kepada para mitra dari kementerian, lembaga, dunia usaha dan dunia industri, jurnalis, dan media yang telah berpartisipasi aktif dalam transformasi pendidikan tinggi, pencapaian indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi, program "matching fund", dan program lainnya.
Beberapa kategori anugerah ini, antara lain Anugerah Prioritas Nasional, Anugerah Kerja Sama, Anugerah Jurnalis dan Media, Anugerah Humas, Anugerah Belmawa, Anugerah Sumber Daya, Anugerah Kelembagaan, dan Anugerah Riset, PKM, dan Publikasi Ilmiah. Katgori ini dibagi ke dalam subbagian PTNBH, PTNBLU, dan PTS.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Terima kasih atas kerja keras dan dedikasi seluruh civitas akademika Unuja dalam meraih capaian ini. Ini apresiasi sekaligus evaluasi bagi kita untuk terus meningkatkan, sekaligus memperbaiki kualitas kebermanfaatan tridarma kita untuk masyarakat," tutur pria yang akrab disapa Gus Hamid ini dalam keterangannya di Probolinggo, Jawa Timur, Kamis.
Unuja menerima anugerah bronze winner (perunggu) dalam bidang riset, teknologi, dan pengabdian masyarakat untuk publikasi ilmiah dan kekayaan intelektual dari Kemendikbud Ristek di Jakarta, Rabu (13/12) malam.
Gus Hamid juga mengatakan bahwa ke depan kampus yang dia pimpin masih harus bekerja keras untuk meningkatkan kualitas dan prestasi di semua bidang. Penghargaan Diktiristek untuk bidang publikasi ilmiah ini menjadi barometer bagi perguruan tinggi dalam bidang publikasi ilmiah.
Sementara Kepala Lembaga Penerbitan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Unuja Dr Achmad Fawaid mengatakan bahwa anugerah di bidang publikasi ini didasarkan pada hasil penilaian terhadap indikator kinerja utama perguruan tinggi yang diperoleh dari skor science and technology index (Sinta).
"Dalam dua tahun terakhir, memang ada peningkatan signifikan dalam hasil publikasi di Unuja, baik untuk artikel jurnal, buku ajar, maupun kekayaan intelektual. Itu bisa dilihat dari peringkat kampus ini di Sinta yang dua tahun lalu ada di peringkat 700-an, kini sudah berada di 296 dari seluruh PT di bawah Kemendikbud," ujar Fawaid.
Fawaid juga menambahkan bahwa pencapaian di bidang publikasi ilmiah ini tidak lepas dari peran dosen, mahasiswa, dan pemangku kepentingan di lingkungan fakultas dan lembaga.
"Setidaknya, sejak tahun 2018, kampus ini sudah menerapkan kebijakan riset dan PKM berbasis publikasi ilmiah, mulai dari kebijakan publikasi tugas akhir, program KKN berbasis luaran, hingga insentif. Bahkan, Unuja sudah memulai publikasi sebagai pengganti tugas akhir, dua tahun sebelum kebijakan Mendikbud tentang pengganti skripsi," tuturnya.
Selain itu, Unuja juga sudah menjalin beberapa kerja sama dengan mitra luar negeri, khususnya di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, Singapura, dan Tiongkok. Jejaring publikasi internasional yang dibangun oleh individu dosen juga menjadi faktor utama tingginya penilaian publikasi ilmiah.
"Beberapa jurnal internal Unuja juga telah terakreditasi nasional. Sampai saat ini, terdapat 9 dari 13 jurnal aktif yang dikelola telah terakreditasi Sinta," katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor I Unuja M Noer Fadli Hidayat mengapresiasi pencapaian ini sekaligus berharap agar ke depan PT berbasis pesantren itu juga mampu meningkatkan kebermanfaatan-nya untuk masyarakat.
"Untuk usia kampus swasta pesantren yang baru berusia lima tahun, ini adalah percepatan yang luar biasa. Namun, PR kami ke depan adalah bagaimana memastikan publikasi ini tidak hanya selesai di luaran, namun juga bermanfaat buat masyarakat," katanya.
Anugerah Diktiristek merupakan agenda tahunan bergengsi yang diselenggarakan Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek sebagai bentuk apresiasi kepada perguruan tinggi dan lembaga layanan pendidikan tinggi atas kinerja-nya dalam pelaksanaan program dan kebijakan pendidikan tinggi, riset, dan teknologi.
Selain itu, penganugerahan ini juga merupakan apresiasi kepada para mitra dari kementerian, lembaga, dunia usaha dan dunia industri, jurnalis, dan media yang telah berpartisipasi aktif dalam transformasi pendidikan tinggi, pencapaian indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi, program "matching fund", dan program lainnya.
Beberapa kategori anugerah ini, antara lain Anugerah Prioritas Nasional, Anugerah Kerja Sama, Anugerah Jurnalis dan Media, Anugerah Humas, Anugerah Belmawa, Anugerah Sumber Daya, Anugerah Kelembagaan, dan Anugerah Riset, PKM, dan Publikasi Ilmiah. Katgori ini dibagi ke dalam subbagian PTNBH, PTNBLU, dan PTS.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023