Bondowoso - Siswa SMKN 2 Bondowoso, Jatim, yang memiliki minat seni dididik untuk ikut melestarikan seni teater tradisional yang dikenal dengan nama ludruk. "Saya melihat ada banyak siswa di sini yang memiliki bakat dan minat pada seni tradisional ludruk. Karena itu kami coba wadahi dan salurkan," kata Dyah Rembulan Sari, pembina OSIS SMKN 2 Bondowoso, Selasa. Ia menjelaskan bahwa pihaknya sudah memilih sejumlah siswa lewat "audisi" secara tidak langsung ketika anak-anak bermain teater atau menyanyi dalam bahasa Jawa (ngidung). "Kalau langsung dikatakan sebagai diaudisi, biasanya anak-anak malah ndak mau. Tapi saya lihat anak-anak yang potensial bermain ludruk karena memiliki bakat tampil monolog," katanya. Untuk lebih mendalami kesenian ludruk, pihaknya berencana mengundang seniman-seniman ludruk untuk datang ke sekolah rintisan berstandar internasional ini sehingga bisa mengajari siswa secara langsung. "Namun, untuk saat ini kami yang keluar dengan melakukan studi ke sanggar-sanggar kesenian yang ada di Bondowoso agar anak-anak belajar bagaimana bermain ludruk yang baik," kata guru pengajar PPKn ini. Ia mengemukakan alasan mengapa dirinya berminat membina anak-anak didiknya dengan kesenian tradisional karena dengan demikian diharapkan para siswa memiliki karakter serta menghargai kekayaan budayanya. "Nanti kita marah kalau orang luar negeri mengklaim salah satu kesenian kita. Bagaimana kita mau marah kalau kita sendiri sudah tidak mencintai seni budayanya sendiri," katanya. Sementara itu, sejumlah seniman di Bondowoso masih tetap melestarikan seni ludruk yang biasanya digabung dengan lawakan tradisional. Mereka antara lain Suminto dari Dawuhan, Kecamatan Tenggarang, dengan grupnya Nyandang Trisno dan Sugeng yang memiliki sanggar Gema Buana di Prajekan. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011