Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) menjadikan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai salah satu referensi untuk menyusun dokumen program kegiatan atau roadmap kebijakan pertanian digital nasional.

"Banyuwangi menjadi salah satu daerah yang digelar FGD untuk mendapatkan masukan dan ide-ide bagi Bappenas. Kami paparkan apa-apa saja yang sudah dilakukan Banyuwangi dan apa saja yang sekiranya dibutuhkan Banyuwangi ke depan untuk mengembangkan sektor pertanian, khususnya terkait pemanfaatan teknologi untuk pertanian ke depan," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.

Ia mengemukakan, Tim Bappenas yang datang ke Banyuwangi terdiri dari berbagai unsur, di antaranya tim dari Australian Centre of Agricultural Research (ACIAR), Badan Inovasi Pertanian Australia ‘Beanstalk’s’, dan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (ICASEPS) Kementerian Pertanian, serta dari akademisi Universitas Brawijaya.

Menurut Ipuk, mengembangkan sektor pertanian menjadi tantangan tersendiri bagi Pemkab Banyuwangi, salah satunya adalah isu regenerasi petan.

"Maka kita perlu cara kreatif untuk melahirkan generasi muda petani yang inovatif, visioner, melek teknologi. Maka dari itu sejak 2018 membuat program Jagoan Tani, yang mengajak para milenial menggeluti bisnis pertanian dengan segala subsektornya," katanya.

Lewat program ini, lanjut Ipuk, anak-anak muda peserta Jagoan Tani mengikuti program inkubasi bisnis dengan mentor-mentor dan praktisi yang bergerak di bidang pertanian. Disediakan modal usaha ratusan juta rupiah bagi mereka yang terbaik.

"Kami juga menggelar program Jagoan Digital bagi anak-anak muda yang tertarik mengembangkan bakat dan minatnya. Kami juga dorong mereka mengembangkan teknologi pertanian," katanya.

Sementara itu, Head of Innovation Universitas Brawijaya, Dias Satria menjelaskan bahwa kedatangan mereka untuk melakukan penyusunan roadmap agriculture technology yang akan diserahkan ke Bappenas.

Hasilnya akan menjadi bahan masukan bagi pemerintah pusat untuk mengakselerasi agriculture technology Indonesia ke depan.

"Kami memilih Banyuwangi, karena daerah ini memiliki banyak inovasi dan komitmen pemerintah yang kuat dalam mendorong pemanfaatan teknologi pertanian berbasis digital," katanya.

Dias mencontohkan pemerintah daerah membuat inovasi kompetisi Jagoan Tani yang digelar setiap tahun.

"Jagoan Tani sukses melahirkan pengusaha pertanian yang sukses, bahkan mampu mengekspor produknya. Beberapa di antaranya juga mulai mengembangkan teknologi berbasis Internet of Things (IoTs) untuk membantu efisiensi pertanian," ujarnya.

Tim juga melakukan kunjungan lapangan untuk melihat penerapan teknologi digital pertanian smartfarming di Banyuwangi, berupa greenhouse tanaman melon yang sudah beroperasi dengan metode IoTs (Internet of Things).

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023