Ada banyak narasi yang mengatakan bahwa Joget Gemoy yang ditunjukkan Capres Prabowo Subianto akhir-akhir ini adalah upaya menutupi ketidakmampuan soal mobilitas dan ketidakmampuan soal gagasan tentang Indonesia ke depan.
Karena itu disampaikan oleh tim pemenangan kubu sebelah, maka itu menjadi hal yang lumrah. Narasi menjatuhkan dan lain sebagainya wajar dalam kompetisi demokrasi seperti saat ini. Itu bagian dari kampanye negatif untuk menurunkan elektablitas Prabowo-Gibran yang akhir-akhir ini mengalami peningkatan, yang tidak boleh menurut Undang-Undang adalah kampanye hitam.
Sebenarnya soal gagasan, publik tidak akan meragukan sepak terjang Prabowo Subianto dan gagasannya dalam membangun Indonesia kedepan, sudah banyak buku yang memuat tentang gagasan dan pikiran Prabowo Subianto tentang arah Indonesia ditengah percaturan geopolitik global.
Bagaimana dengan Cawapres Gibran Rakabuming Raka? Kepiawaiannya dalam memimpin kota Solo sudah terbukti, Mas Gibran memimpin kota Solo dengan gaya kepemimpinan anak muda, cekatan dalam mengambil solusi, berpikir out of the box dan kaya akan inovasi sehingga mampu menghilangkan pagar pemisah yang bernama birokrasi dengan rakyat yang dipimpinnya.
Mas Gibran tentu memiliki gaya komunikasi sendiri, jika ada yang mengharapkan Mas Gibran pandai mengolah kata dalam retorika, tentu akan kecewa, karena Mas Gibran bukan sosok pemimpin yang suka dengan kemasan rangkaian kata tanpa makna, apalagi sampai pidato berbusa busa namun tidak bisa dilaksanakan ketika bekerja, seperti urusan Ibu Kota Jakarta.
Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya, Bung Karno dulu harus mempersatukan rakyat dengan pidatonya, karena saat itu masa membangun persatuan anak bangsa, Pak Harto sedikit bicara banyak bekerja karena eranya membangun Negara.Pemimpin eksekutif itu yang dibutuhkan adalah nyali untuk mengambil keputusan, karena rakyat butuh ouput kebijakan, kalau parlemen memang tugasnya berbicara.
Kembali soal Joget Gemoy, kita semua tahu bahwa pemilu 2024 jatuh pada tanggal 14 Februari 2024, bagi sebagian anak muda itu dianggap sebagai hari kasih sayang atau valentine day. Sejumlah data statistik juga menunjukkan bahwa pemilu 2024 nanti akan ada kenaikan jumlah pemilih usia produktif di atas 50 persen. Artinya pemilih pemula atau pemilih muda akan mendominasi pemilu 2024.
Tentu ini akan membawa tradisi baru, anak muda selalu berpikir update, jiwa anak muda memang selalu menginginkan pembaharuan, budaya baru dalam beberapa hal, anak muda ingin ruang politik kita tidak diisi tradisi lama soal ideologi yang membuat polarisasi tajam di kalangan masyarakat. Anak muda ingin suasana politik riang gembira, itulah pesan yang ingin disampaikan oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam setiap kemunculan publiknya.
Proses pesta demokrasi 2024 ini harus menggembirakan, anak muda sudah lelah dengan konflik generasi tua, anak muda tidak ingin melanggengkan konflik antar orde, karena semua kontestan adalah anak bangsa terbaik dari yang baik.
Saat ini perkembangan teknologi informasi begitu pesat, dokumen yang bernama visi misi paslon sudah tersebar dari gadget ke gadget, semua rakyat bisa mempelajari dokumen tersebut, sehingga bisa menilai kemana kapal besar yang bernama Indonesia ini akan dibawa berlayar 5 tahun mendatang.Soal visi misi Prabowo Gibran sudah saya ulas dalam tulisan sebelumnya.
Strategi memenangkan hati masyarakat itu soal pilihan, kalau ada yang ambil strategi pidato berbusa-busa itu hak, ada yang mengambil strategi mendowngrade paslon lain dengan narasi negatif itu juga pilihan, tapi sebagai kader Partai Golkar yang ikut mengusung paslon Prabowo Gibran. Saya bangga dan senang, paslon yang saya dukung lebih memilih menghadirkan kegembiraan di tengah masyarakat dalam pelaksanaan kontestasi ini, karena namanya pesta demokrasi harus menggembirakan, mana ada pesta diisi dengan cacian dan hujatan, kecuali mantan yang datang di pesta perkawinan.
Yang lebih bangga lagi, Prabowo Gibran adalah satu-satunya paslon yang memiliki komitmen kuat untuk melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo yang telah berhasil membawa Indonesia ke pintu gerbang kemakmuran, seperti yang disampaikan Mas Gibran soal melanjutkan dan menyempurnakan.
*) Penulis adalah Ketua DPD Partai Golkar Surabaya sekaligus Ketua Komisi A DPRD Surabaya
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Karena itu disampaikan oleh tim pemenangan kubu sebelah, maka itu menjadi hal yang lumrah. Narasi menjatuhkan dan lain sebagainya wajar dalam kompetisi demokrasi seperti saat ini. Itu bagian dari kampanye negatif untuk menurunkan elektablitas Prabowo-Gibran yang akhir-akhir ini mengalami peningkatan, yang tidak boleh menurut Undang-Undang adalah kampanye hitam.
Sebenarnya soal gagasan, publik tidak akan meragukan sepak terjang Prabowo Subianto dan gagasannya dalam membangun Indonesia kedepan, sudah banyak buku yang memuat tentang gagasan dan pikiran Prabowo Subianto tentang arah Indonesia ditengah percaturan geopolitik global.
Bagaimana dengan Cawapres Gibran Rakabuming Raka? Kepiawaiannya dalam memimpin kota Solo sudah terbukti, Mas Gibran memimpin kota Solo dengan gaya kepemimpinan anak muda, cekatan dalam mengambil solusi, berpikir out of the box dan kaya akan inovasi sehingga mampu menghilangkan pagar pemisah yang bernama birokrasi dengan rakyat yang dipimpinnya.
Mas Gibran tentu memiliki gaya komunikasi sendiri, jika ada yang mengharapkan Mas Gibran pandai mengolah kata dalam retorika, tentu akan kecewa, karena Mas Gibran bukan sosok pemimpin yang suka dengan kemasan rangkaian kata tanpa makna, apalagi sampai pidato berbusa busa namun tidak bisa dilaksanakan ketika bekerja, seperti urusan Ibu Kota Jakarta.
Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya, Bung Karno dulu harus mempersatukan rakyat dengan pidatonya, karena saat itu masa membangun persatuan anak bangsa, Pak Harto sedikit bicara banyak bekerja karena eranya membangun Negara.Pemimpin eksekutif itu yang dibutuhkan adalah nyali untuk mengambil keputusan, karena rakyat butuh ouput kebijakan, kalau parlemen memang tugasnya berbicara.
Kembali soal Joget Gemoy, kita semua tahu bahwa pemilu 2024 jatuh pada tanggal 14 Februari 2024, bagi sebagian anak muda itu dianggap sebagai hari kasih sayang atau valentine day. Sejumlah data statistik juga menunjukkan bahwa pemilu 2024 nanti akan ada kenaikan jumlah pemilih usia produktif di atas 50 persen. Artinya pemilih pemula atau pemilih muda akan mendominasi pemilu 2024.
Tentu ini akan membawa tradisi baru, anak muda selalu berpikir update, jiwa anak muda memang selalu menginginkan pembaharuan, budaya baru dalam beberapa hal, anak muda ingin ruang politik kita tidak diisi tradisi lama soal ideologi yang membuat polarisasi tajam di kalangan masyarakat. Anak muda ingin suasana politik riang gembira, itulah pesan yang ingin disampaikan oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam setiap kemunculan publiknya.
Proses pesta demokrasi 2024 ini harus menggembirakan, anak muda sudah lelah dengan konflik generasi tua, anak muda tidak ingin melanggengkan konflik antar orde, karena semua kontestan adalah anak bangsa terbaik dari yang baik.
Saat ini perkembangan teknologi informasi begitu pesat, dokumen yang bernama visi misi paslon sudah tersebar dari gadget ke gadget, semua rakyat bisa mempelajari dokumen tersebut, sehingga bisa menilai kemana kapal besar yang bernama Indonesia ini akan dibawa berlayar 5 tahun mendatang.Soal visi misi Prabowo Gibran sudah saya ulas dalam tulisan sebelumnya.
Strategi memenangkan hati masyarakat itu soal pilihan, kalau ada yang ambil strategi pidato berbusa-busa itu hak, ada yang mengambil strategi mendowngrade paslon lain dengan narasi negatif itu juga pilihan, tapi sebagai kader Partai Golkar yang ikut mengusung paslon Prabowo Gibran. Saya bangga dan senang, paslon yang saya dukung lebih memilih menghadirkan kegembiraan di tengah masyarakat dalam pelaksanaan kontestasi ini, karena namanya pesta demokrasi harus menggembirakan, mana ada pesta diisi dengan cacian dan hujatan, kecuali mantan yang datang di pesta perkawinan.
Yang lebih bangga lagi, Prabowo Gibran adalah satu-satunya paslon yang memiliki komitmen kuat untuk melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo yang telah berhasil membawa Indonesia ke pintu gerbang kemakmuran, seperti yang disampaikan Mas Gibran soal melanjutkan dan menyempurnakan.
*) Penulis adalah Ketua DPD Partai Golkar Surabaya sekaligus Ketua Komisi A DPRD Surabaya
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023