Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sains Salahuddin Wahid Pesantren Tebuireng Putri Kesamben, Kabupaten Jombang, yang merupakan sekolah berbasis sains serta ilmu agama.
Gubernur mengatakan dengan diresmikannya MTs Sains tersebut, pondok pesantren tidak lagi dipandang sebagai lembaga pendidikan tradisional yang gagap teknologi. Sebab, MTs ini mampu mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan yang penuh kesantunan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Harus ada speaker yang menyampaikan kepada dunia terhadap peran pesantren dalam menjaga harmoni kehidupan serta penguasaan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Hari ini pesan itu telah dibawa Pesantren Tebuireng yang telah memiliki pendidikan trans sains. Dari MTs-nya saja sudah sains, sehingga terminologi tentang pesantren tradisional itu harus bisa dinarasikan dengan sebaik mungkin agar tidak mispersepsi," katanya di Jombang, Minggu.
Khofifah menambahkan cara yang bisa dilakukan untuk mengenalkan perspektif pesantren saat ini kepada dunia adalah dengan membawa dan melibatkan pesantren di forum internasional lebih masif lagi.
"Karena perspektif dunia tentang pesantren tradisional itu seolah-olah gagap teknologi, maka madrasah tsanawiyah sains ini sebagai salah satu jawaban. Sehingga, harus dibawa contoh-contoh pesantren sains seperti Tebuireng ini untuk dikenalkan kepada dunia, ini tsanawiyah-nya saja sudah berbasis sains tanpa meninggalkan kekuatan ilmu agamanya," kata dia.
Gubernur Khofifah juga berpesan para santri putri harus memiliki cita-cita besar menjadi intelektual dunia. Menurutnya, hal tersebut bukan mustahil, karena banyak ilmuwan besar Islam yang berkontribusi pada kemajuan dan perkembangan ilmu di dunia.
Salah satu contoh adalah Al-Khawarizmi, seorang ahli Matematika, penemu angka 0 dan ahli astronomi, juga sebagai penemu algoritma.
"Ini akan menjadi bagian penting untuk meyakinkan keluarga wakif bahwa MTs Sains ini tidak hanya akan mendidik, tapi juga menyiapkan pemimpin dunia dan nasional," ujar dia.
Pengasuh Ponpes Tebuireng K.H. Abdul Hakim Mahfuz mengatakan bahwa saat ini pendidikan pondok pesantren telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah maupun masyarakat. Hal ini dibuktikan semakin besarnya minat masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di pesantren.
"Hadirnya MTs Sains putri Salahuddin Wahid memberikan prestasi di bidang akademik serta prestasi lainnya yang kelak berdampak baik bagi masyarakat sekitar," ujarnya.
MTs Sains Salahuddin Wahid dibangun di atas lahan seluas enam hektare dan berada dalam kompleks Madrasah Aliyah Sains Salahuddin Wahid. MTs ini dilengkapi dengan sarana prasarana, antara lain sarana ibadah, ruang kelas, laboratorium komputer, perpustakaan, lapangan olahraga, UKS, gedung asrama santri, dan aula.
Hadir dalam peresmian MTs Sains tersebut, antara lain Ketua Yayasan Hasyim Asy'ari dr. Ali Faisal beserta istri, Sekretaris Yayasan Hasyim Asy'ari Aisyah Muhammad, Rektor Universitas Hasyim Asy'ari Jombang Prof. Dr. Haris Supratno, dan sejumlah Kepala OPD Provinsi Jatim.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Gubernur mengatakan dengan diresmikannya MTs Sains tersebut, pondok pesantren tidak lagi dipandang sebagai lembaga pendidikan tradisional yang gagap teknologi. Sebab, MTs ini mampu mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan yang penuh kesantunan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Harus ada speaker yang menyampaikan kepada dunia terhadap peran pesantren dalam menjaga harmoni kehidupan serta penguasaan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Hari ini pesan itu telah dibawa Pesantren Tebuireng yang telah memiliki pendidikan trans sains. Dari MTs-nya saja sudah sains, sehingga terminologi tentang pesantren tradisional itu harus bisa dinarasikan dengan sebaik mungkin agar tidak mispersepsi," katanya di Jombang, Minggu.
Khofifah menambahkan cara yang bisa dilakukan untuk mengenalkan perspektif pesantren saat ini kepada dunia adalah dengan membawa dan melibatkan pesantren di forum internasional lebih masif lagi.
"Karena perspektif dunia tentang pesantren tradisional itu seolah-olah gagap teknologi, maka madrasah tsanawiyah sains ini sebagai salah satu jawaban. Sehingga, harus dibawa contoh-contoh pesantren sains seperti Tebuireng ini untuk dikenalkan kepada dunia, ini tsanawiyah-nya saja sudah berbasis sains tanpa meninggalkan kekuatan ilmu agamanya," kata dia.
Gubernur Khofifah juga berpesan para santri putri harus memiliki cita-cita besar menjadi intelektual dunia. Menurutnya, hal tersebut bukan mustahil, karena banyak ilmuwan besar Islam yang berkontribusi pada kemajuan dan perkembangan ilmu di dunia.
Salah satu contoh adalah Al-Khawarizmi, seorang ahli Matematika, penemu angka 0 dan ahli astronomi, juga sebagai penemu algoritma.
"Ini akan menjadi bagian penting untuk meyakinkan keluarga wakif bahwa MTs Sains ini tidak hanya akan mendidik, tapi juga menyiapkan pemimpin dunia dan nasional," ujar dia.
Pengasuh Ponpes Tebuireng K.H. Abdul Hakim Mahfuz mengatakan bahwa saat ini pendidikan pondok pesantren telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah maupun masyarakat. Hal ini dibuktikan semakin besarnya minat masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di pesantren.
"Hadirnya MTs Sains putri Salahuddin Wahid memberikan prestasi di bidang akademik serta prestasi lainnya yang kelak berdampak baik bagi masyarakat sekitar," ujarnya.
MTs Sains Salahuddin Wahid dibangun di atas lahan seluas enam hektare dan berada dalam kompleks Madrasah Aliyah Sains Salahuddin Wahid. MTs ini dilengkapi dengan sarana prasarana, antara lain sarana ibadah, ruang kelas, laboratorium komputer, perpustakaan, lapangan olahraga, UKS, gedung asrama santri, dan aula.
Hadir dalam peresmian MTs Sains tersebut, antara lain Ketua Yayasan Hasyim Asy'ari dr. Ali Faisal beserta istri, Sekretaris Yayasan Hasyim Asy'ari Aisyah Muhammad, Rektor Universitas Hasyim Asy'ari Jombang Prof. Dr. Haris Supratno, dan sejumlah Kepala OPD Provinsi Jatim.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023