Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek bekerja sama dengan aparat kepolisian, TNI, pamong desa, dan relawan, menggiatkan patroli ke desa-desa atau pemukiman sekitar hutan demi mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin meluas.

"Kunjungan dan pengawasan kami gencarkan bersama petugas gabungan ke desa-desa sekitar hutan. Selain patroli rutin, sosialisasi juga intens kami lakukan agar risiko karhutla bisa diminimalkan" kata Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek Triadi Atmono di Trenggalek, Rabu.

Sosialisasi tidak hanya menyampaikan pesan formal menjaga dan ikut mengawasi hutan. Momentum bertemu dengan masyarakat sekitar hutan, lanjutnya, juga digunakan untuk mengedukasi agar tidak membakar sampah sembarangan, tidak melakukan pembukaan ladang dengan cara membakar ilalang, serta menginformasikan adanya ancaman denda hingga kurungan bagi pelaku pembakaran hutan.

"Sebab ada sanksi yang mengancam jika terbukti melakukan pembakaran hutan secara sengaja, bukan karena faktor alam. Mari kita sama-sama menjaga kelestarian hutan di Trenggalek," katanya.

Sebanyak 56 kebakaran di Trenggalek itu tersebar di beberapa titik pada  29 desa atau kelurahan di 11 kecamatan. Dengan kata lain, kata dia, saat ini ada tiga kecamatan di Bumi Menak Sopal yang masih steril dari total 14 kecamatan. Tiga kecamatan itu adalah Kecamatan Suruh, Watulimo, dan Bendungan.

"Update per 13 November ada 29 desa atau kelurahan terdampak karhutla dari 11 kecamatan,” kata dia.

Triadi mengatakan mayoritas kebakaran itu terjadi di wilayah Perhutani karena sebagian besar hutan di Trenggalek milik Perhutani.
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023