Dinas Pemberdayaan, Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya memberikan pendampingan psikologis kepada seorang anak penjual pentol bernama Vernando Rido Wijaya yang videonya viral belum lama ini.
Kepala DP3A-PPKB Kota Surabaya Ida Widayanti dalam keterangannya di Surabaya, Senin, mengatakan setelah video itu muncul di media sosial, pihaknya langsung melakukan penjangkauan.
"Jadi, anak ini (Rido), orang tuanya sudah berpisah. Anak ini tinggal bersama kakak, ayah kandung dan tantenya di Gadel Sari Tama, Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes Surabaya. Sementara ibu kandungnya tinggal di Malang," kata Ida.
Ida menerangkan berdasarkan hasil penjangkauan, Rido mengaku ingin mengikuti jejak kakaknya yang lebih dulu berjualan pentol. Keinginan itu dilakukan Rido karena ingin membantu keluarga. Sebab, pekerjaan ayahnya sebagai kuli bangunan tidak menentu.
"Jadi, kakaknya dulu yang berjualan pentol, kemudian Rido ikut-ikutan. Informasinya ada penjual (juragan) pentol ini yang memberdayakan anak-anak. Jadi, anak-anak itu diajak berjualan pentol. Nah, karena kebutuhan, Rido ini mau-mau saja," ucapnya
Namun demikian, Vernando Rido Wijaya, akhirnya memilih untuk berhenti berjualan pentol di depan Kantor Kelurahan Putat Jaya Surabaya. Sejak tanggal 3 November 2023, bocah berusia 11 tahun ini berhenti berjualan karena dimarahi ayahnya. Ini lantaran video Rido saat berjualan pentol yang dibuat konten kreator viral di media sosial.
Baca juga: DP3A-PPKB Surabaya luncurkan "SIAP PPAK" percepat tangani kasus kekerasan
"Rido berhenti berjualan pentol karena videonya viral dan ingin fokus mengenyam pendidikan di SDN Gadel II Surabaya," katanya.
Selain itu, lanjut dia, DP3A-PPKB dan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya juga memberikan pendampingan agar anak tersebut tidak lagi berjualan.
"Sejak kami dampingi 3 November lalu, anak ini sudah berhenti jualan pentol. Kami menyampaikan ke anaknya agar tidak jualan dan anaknya mau sudah tidak jualan," katanya.
Selain memberikan pendampingan psikologis, kata dia, Pemkot Surabaya melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) juga memberikan intervensi kepada ayah Rido. Intervensi itu berupa tawaran pekerjaan kepada ayah Rido, yakni Harianto.
"Karena keahlian bapaknya (Harianto) kuli bangunan, DPRKPP Surabaya menawarkan pekerjaan untuk ayah Rido," katanya.
Ida menyatakan pada Senin ini, ayah Rido atau Harianto, sudah diarahkan ke Kantor Kelurahan Karangpoh dan DPRKPP Surabaya terkait dengan bantuan Rutilahu (rumah tidak layak huni) dan tawaran pekerjaan.
"Jadi selain pendampingan psikologis, Rutilahu dan tawaran pekerjaan untuk ayah Rido, Pemkot Surabaya juga memberikan intervensi terkait kebutuhan sekolah Rido," tuturnya.
Kepala DP3A-PPKB menjelaskan kronologi video bocah penjual pentol ini viral di media sosial. Dari pengakuan Rido, pada Rabu, 1 November 2023 sekitar pukul 15.00 WIB, Rido berangkat bersama tantenya menuju depan Kelurahan Putat Jaya untuk berjualan pentol.
"Nah, saat sedang menunggu gerobak datang, tante Rido mendapatkan kabar dari juragan pentol bahwa akan ada konten kreator yang akan meliput. Rido pun bersedia untuk dilakukan pembuatan video," kata Ida.
Kemudian pada pukul 16.00 WIB, juragan pentol mengantarkan gerobak jualan Rido dan mengonfirmasi kembali terkait pembuatan video bersama konten kreator. Lalu pada pukul 19.00 WIB, konten kreator tersebut datang dan sempat berkomunikasi dengan tante Rido untuk pembuatan video.
"Jadi, Rido ini mendapatkan tawaran sebagai penjual pentol dari tantenya. Nah, saat videonya viral, Rido mengaku dimarahi dan dilarang berjualan oleh ayahnya. Sehingga, saat ini Rido memutuskan untuk tidak kembali berjualan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala DP3A-PPKB Kota Surabaya Ida Widayanti dalam keterangannya di Surabaya, Senin, mengatakan setelah video itu muncul di media sosial, pihaknya langsung melakukan penjangkauan.
"Jadi, anak ini (Rido), orang tuanya sudah berpisah. Anak ini tinggal bersama kakak, ayah kandung dan tantenya di Gadel Sari Tama, Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes Surabaya. Sementara ibu kandungnya tinggal di Malang," kata Ida.
Ida menerangkan berdasarkan hasil penjangkauan, Rido mengaku ingin mengikuti jejak kakaknya yang lebih dulu berjualan pentol. Keinginan itu dilakukan Rido karena ingin membantu keluarga. Sebab, pekerjaan ayahnya sebagai kuli bangunan tidak menentu.
"Jadi, kakaknya dulu yang berjualan pentol, kemudian Rido ikut-ikutan. Informasinya ada penjual (juragan) pentol ini yang memberdayakan anak-anak. Jadi, anak-anak itu diajak berjualan pentol. Nah, karena kebutuhan, Rido ini mau-mau saja," ucapnya
Namun demikian, Vernando Rido Wijaya, akhirnya memilih untuk berhenti berjualan pentol di depan Kantor Kelurahan Putat Jaya Surabaya. Sejak tanggal 3 November 2023, bocah berusia 11 tahun ini berhenti berjualan karena dimarahi ayahnya. Ini lantaran video Rido saat berjualan pentol yang dibuat konten kreator viral di media sosial.
Baca juga: DP3A-PPKB Surabaya luncurkan "SIAP PPAK" percepat tangani kasus kekerasan
"Rido berhenti berjualan pentol karena videonya viral dan ingin fokus mengenyam pendidikan di SDN Gadel II Surabaya," katanya.
Selain itu, lanjut dia, DP3A-PPKB dan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya juga memberikan pendampingan agar anak tersebut tidak lagi berjualan.
"Sejak kami dampingi 3 November lalu, anak ini sudah berhenti jualan pentol. Kami menyampaikan ke anaknya agar tidak jualan dan anaknya mau sudah tidak jualan," katanya.
Selain memberikan pendampingan psikologis, kata dia, Pemkot Surabaya melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) juga memberikan intervensi kepada ayah Rido. Intervensi itu berupa tawaran pekerjaan kepada ayah Rido, yakni Harianto.
"Karena keahlian bapaknya (Harianto) kuli bangunan, DPRKPP Surabaya menawarkan pekerjaan untuk ayah Rido," katanya.
Ida menyatakan pada Senin ini, ayah Rido atau Harianto, sudah diarahkan ke Kantor Kelurahan Karangpoh dan DPRKPP Surabaya terkait dengan bantuan Rutilahu (rumah tidak layak huni) dan tawaran pekerjaan.
"Jadi selain pendampingan psikologis, Rutilahu dan tawaran pekerjaan untuk ayah Rido, Pemkot Surabaya juga memberikan intervensi terkait kebutuhan sekolah Rido," tuturnya.
Kepala DP3A-PPKB menjelaskan kronologi video bocah penjual pentol ini viral di media sosial. Dari pengakuan Rido, pada Rabu, 1 November 2023 sekitar pukul 15.00 WIB, Rido berangkat bersama tantenya menuju depan Kelurahan Putat Jaya untuk berjualan pentol.
"Nah, saat sedang menunggu gerobak datang, tante Rido mendapatkan kabar dari juragan pentol bahwa akan ada konten kreator yang akan meliput. Rido pun bersedia untuk dilakukan pembuatan video," kata Ida.
Kemudian pada pukul 16.00 WIB, juragan pentol mengantarkan gerobak jualan Rido dan mengonfirmasi kembali terkait pembuatan video bersama konten kreator. Lalu pada pukul 19.00 WIB, konten kreator tersebut datang dan sempat berkomunikasi dengan tante Rido untuk pembuatan video.
"Jadi, Rido ini mendapatkan tawaran sebagai penjual pentol dari tantenya. Nah, saat videonya viral, Rido mengaku dimarahi dan dilarang berjualan oleh ayahnya. Sehingga, saat ini Rido memutuskan untuk tidak kembali berjualan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023