Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang menyatakan bahwa proses pemadaman api di lereng Gunung Kawi, Kabupaten Malang terkendala medan ekstrem.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, di Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis mengatakan bahwa, medan ekstrem di wilayah Batu Tulis, Petak 193 lereng Gunung Kawi itu membahayakan keselamatan tim pemadam.

"Kondisi lapangan cukup ekstrem, berjurang dan berbukit. Sulit dijangkau dan cukup membahayakan keselamatan tim pemadam," kata Sadono.

Sadono menjelaskan upaya untuk memadamkan api yang memberikan dampak areal kurang lebih seluas 46 hektare tersebut, juga terkendala adanya kabut yang cukup tebal selama proses pemadaman.

Menurutnya, mayoritas vegetasi yang terbakar pada area tersebut merupakan pohon cemara gunung dan semak belukar. Saat ini, sebaran api yang bermula pada area Batu Tulis Petak 193 tersebut sudah meluas hingga area Savana 1.

"Sebaran api sudah sampai ke Savana 1. Proses pemadaman juga terkendala cuaca yang berkabut cukup tebal," katanya.

Ia menambahkan, saat ini tim gabungan yang tengah berupaya memadamkan api tersebut membutuhkan tambahan peralatan pemadaman seperti sabit, cangkul dan sekop, termasuk tambahan logistik berupa makanan.

"Untuk kebutuhan mendesak, selain peralatan pemadaman, juga dibutuhkan logistik seperti air mineral, makanan siap saji, tambahan gizi dan masker," ucapnya.

Peristiwa kebakaran hutan dan lahan terjadi sejak Selasa (7/11) kurang lebih pukul 20.35 WIB tersebut hingga saat ini masih belum diketahui penyebab utamanya. BPBD masih fokus pada upaya pemadaman api dan mengerahkan kurang lebih 50 orang personel.

Lokasi kebakaran hutan dan lahan di lereng Gunung Kawi tersebut, berada kurang lebih empat kilometer dari Posko 1 Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Wagir, Kabupaten Malang. Meski berjarak empat kilometer, tim gabungan membutuhkan waktu hingga tujuh jam ke titik itu.

Lokasi kebakaran tersebut memiliki medan yang sulit untuk dijangkau tim gabungan yang memadamkan api menggunakan metode manual.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023