Kepolisian menyelidiki isi rekaman kamera pengawas (CCTV) yang mengarah ke rumah di Jalan Balai Rakyat V Nomor 12 RT 06/RW 03 Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, tempat penemuan jasad ayah dan anak balita.
Berdasarkan penyelidikan rekaman CCTV di dekat rumah korban, dapat dipastikan bahwa tidak ada individu lain yang memasuki rumah korban sebelum dua jasad itu ditemukan.
"Dari CCTV, hanya kami pastikan CCTV dua 'angle'," ujar Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara Kombes Polisi Gidion Arif Setyawan yang ditemui di Markas Polsek Koja, Selasa.
Berdasarkan rekaman CCTV yang mengarah ke rumah korban, pihaknya yakin tidak ada indikasi orang lain di rumah selain istrinya NF yang berumur 31 tahun dan anaknya yang selamat berinisial ADA berumur empat tahun.
Gidion memastikan pihaknya terus mendalami keterangan dari saksi NF yang tengah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Raden Sukanto sesuai prosedur standar operasional (SOP) yang berlaku di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Dalam pemeriksaan pasien yang diduga mengalami trauma, dia menambahkan, seorang ahli dalam bidang kejiwaan (psikiatri) dapat mendampingi saat penyelidik memintai keterangan NF.
Menurut Gidion, keterangan NF menjadi kunci untuk menuntaskan misteri di kasus ini. Misteri pertama terkait NF dan anak pertamanya, ADA, berada di rumah dalam keadaan lemas saat HR (50) dan AQ (2) tewas hingga jasadnya ditemukan.
Polisi memerlukan ahli kejiwaan untuk memahami secara rinci keterangan dari NF serta situasi emosional yang sebenarnya.
Misteri selanjutnya terkait perbedaan usia kematian antara HR dan anaknya, AQ, berbeda. HR lebih dulu tewas, lalu disusul tewasnya AQ tujuh hari kemudian.
Saat menanyakan pertanyaan mengenai berbagai aspek umum dalam kehidupan sehari-hari, NF bisa menjawab. "Tetapi ketika menggali lebih dalam, ke pusat masalah tersebut, masih terdapat kejadian yang memicu rasa trauma," kata Gidion.
"Kami hanya mengharapkan informasi yang benar-benar valid diberikan langsung oleh ibu NF," katanya.
Saat ini, dalam upaya mencari informasi terkait kasus tersebut, NF belum sepenuhnya mampu memberikan penjelasan mengenai aspek psikologis dan fisik kepada penyidik.
Kondisi NP saat ini belum dapat dipastikan apakah mengalami gangguan mental atau tidak. "Karena sampai sekarang, masih belum diungkapkan hasil analisis dari ahli psikiatri," katanya.
Saat ini, NF sedang mendapat perawatan medis dari seorang dokter dan mendapatkan bantuan dari seorang psikiater di fasilitas kesehatan RS Polri Kramat Jati.
Polisi juga masih menyelidiki keseluruhan hasil pemeriksaan toksikologi, histopatologi forensik dan psikologi forensik dari berbagai keterangan ahli terkait.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Berdasarkan penyelidikan rekaman CCTV di dekat rumah korban, dapat dipastikan bahwa tidak ada individu lain yang memasuki rumah korban sebelum dua jasad itu ditemukan.
"Dari CCTV, hanya kami pastikan CCTV dua 'angle'," ujar Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara Kombes Polisi Gidion Arif Setyawan yang ditemui di Markas Polsek Koja, Selasa.
Berdasarkan rekaman CCTV yang mengarah ke rumah korban, pihaknya yakin tidak ada indikasi orang lain di rumah selain istrinya NF yang berumur 31 tahun dan anaknya yang selamat berinisial ADA berumur empat tahun.
Gidion memastikan pihaknya terus mendalami keterangan dari saksi NF yang tengah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Raden Sukanto sesuai prosedur standar operasional (SOP) yang berlaku di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Dalam pemeriksaan pasien yang diduga mengalami trauma, dia menambahkan, seorang ahli dalam bidang kejiwaan (psikiatri) dapat mendampingi saat penyelidik memintai keterangan NF.
Menurut Gidion, keterangan NF menjadi kunci untuk menuntaskan misteri di kasus ini. Misteri pertama terkait NF dan anak pertamanya, ADA, berada di rumah dalam keadaan lemas saat HR (50) dan AQ (2) tewas hingga jasadnya ditemukan.
Polisi memerlukan ahli kejiwaan untuk memahami secara rinci keterangan dari NF serta situasi emosional yang sebenarnya.
Misteri selanjutnya terkait perbedaan usia kematian antara HR dan anaknya, AQ, berbeda. HR lebih dulu tewas, lalu disusul tewasnya AQ tujuh hari kemudian.
Saat menanyakan pertanyaan mengenai berbagai aspek umum dalam kehidupan sehari-hari, NF bisa menjawab. "Tetapi ketika menggali lebih dalam, ke pusat masalah tersebut, masih terdapat kejadian yang memicu rasa trauma," kata Gidion.
"Kami hanya mengharapkan informasi yang benar-benar valid diberikan langsung oleh ibu NF," katanya.
Saat ini, dalam upaya mencari informasi terkait kasus tersebut, NF belum sepenuhnya mampu memberikan penjelasan mengenai aspek psikologis dan fisik kepada penyidik.
Kondisi NP saat ini belum dapat dipastikan apakah mengalami gangguan mental atau tidak. "Karena sampai sekarang, masih belum diungkapkan hasil analisis dari ahli psikiatri," katanya.
Saat ini, NF sedang mendapat perawatan medis dari seorang dokter dan mendapatkan bantuan dari seorang psikiater di fasilitas kesehatan RS Polri Kramat Jati.
Polisi juga masih menyelidiki keseluruhan hasil pemeriksaan toksikologi, histopatologi forensik dan psikologi forensik dari berbagai keterangan ahli terkait.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023