Madiun - Puluhan mahasiswa Kota Madiun, Jawa Timur, yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang setempat, menggelar aksi --mengkritisi dua tahun kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono-- di alun-alun setempat, Kamis. "Kami menilai pemerintahan SBY-Boediono belum maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Pemerintahan ini lebih mengedepankan pembangunan citra dari pada nasib rakyatnya," ujar koordinator aksi Alfi Hafid, kepada wartawan. Massa juga menilai, perombakan atau reshuffle kabinet pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid II belum menyentuh tujuan utamanya yakni memperbaiki kinerja kabinet dan mempercepat akselerasi pembangunan. Reshuffle kabinet dinilai belum cukup efektif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Justru sebaliknya, reshuffle kabinet hanya mementingkan kepentingan sejumlah golongan dan partai. "Karena itu, kami mendesak Presiden SBY melakukan evaluasi terhadap program kerja yang ada," tegasnya. Selain menuntut SBY-Boediono melakukan evaluasi program kerjanya, massa PMII juga mendesak beberapa tuntutan, di antaranya, perbaikan sistem politik menuju partai politik yang berpihak kepada rakyat, jaminan kesehatan bagi warga miskin, pemberantasan korupsi di seluruh birokrasi pemerintahan. Juga, segera menyelesaikan sejumlah konflik yang hingga kini masih berlangsung, di antaranya kasus serikat pekerja PT Freeport, Lapindo, dan ancaman ketahanan pangan yang merugikan petani akibat kebijakan impor. Dengan membawa poster dan spanduk berisi sejumlah tuntutan, massa melakukan orasi dan membakar poster juga spanduk yang dibawanya tersebut. Aksi PMII Kota Madiun memperingati dua tahun pemerintahan SBY-Boediono ini diakhiri dengan menggelar doa bersama sebagai wujud keprihatin atas nasib Bangsa Indonesia yang belum menunjukkan kemajuan meski telah 66 tahun menyatakan merdeka. Aksi yang mendapatkan penjagaan ketat dari aparat Kepolisian Resor (Polres) Madiun Kota ini berjalan cukup tertib. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011