Petani di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur yang menanam padi pada musim tanam ketiga ini bisa menikmati kenaikan harga beras dan gabah seiring melambungnya nilai ekonomi komoditas sembako itu sejak 1-2 bulan terakhir.

"Kenaikan harga beras musim ini menjadi berkah buat kami yang masih bertahan menanam padi meski kemarau," kata Wigiono, salah satu petani di Trenggalek, Minggu.

Wigiono memang tengah gembira. Sebab panenan padinya kali ini, selain melimpah juga memiliki harga jual tinggi.

Dengan luasan lahan sekitar 125 meter persegi, volume gabah yang dihasilkan mencapai tujuh kuintal. Jumlah ini di atas musim tanam pertama dan kedua, ataupun tahun tahun sebelumnya yang berkisar 5-6 kuintal setiap panenan.

"Senangnya lagi harga jual gabah sekarang mencapai Rp770 ribu per kuintal, jauh dibanding sebelum-sebelumnya yang berkisar di Rp550 ribu per kuintal," sambung Wigiono.

Kenaikan harga beras juga dinikmati petani yang biasa menyimpan gabah kering di lumbung/gudang pribadi rumahnya, seperti Khoirul asal Desa Sumberingin.

Ia memilih melepas sebagian gabah simpanannya, baik dalam bentuk gabah kering giling maupun beras.

"Kebetulan lagi butuh duit (dana), mumpung harga sedang bagus, kami jual sebagian," ucapnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertapan) Kabupaten Trenggalek, Didik Susanto, berharap petani yang musim ini masih bertahan menanam padi agar memanfaatkan kenaikan harga komoditas beras tersebut untuk melepas simpanan gabah hasil panen musim lalu.

Selain memberi keuntungan relatif, lanjut dia, beras dan/atau gabah yang dijual petani ke pasar akan membantu sebaran cadangan beras di masyarakat.

"Dan kalau sediaan beras cukup di pasaran, tentu kenaikan harga beras bisa dikendalikan," ujarnya.

Disebutkan, data proyeksi panenan padi pada musim tanam akhir tahun ini dengan luasan lahan sawah sekitar 502 hektare.

Dari data proyeksi panenan itu, Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kabupaten Trenggalek memperkirakan ketersediaan produksi beras sekitar 10.771,64 ton.

Jumlah ini, jika tercapai sesuai proyeksi, mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan pangan beras sebanyak 949,05 ton per bulannya.

"Kekeringan musim ini memang berdampak, tapi tidak signifikan. Luas lahan yang saat ini mengalami puso kategori berat sekitar 3,5 hektare, sedang dua hektare dan kategori ringan 13,4 hektare. Totalnya sekitar 18,9 hektare. Jadi kita masih optimistis panenan padi masih di atas 85 persen dari proyeksi," katanya.


 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Abdul Hakim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023