Beras murah program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dari pemerintah sangat diminati oleh warga Kota Madiun karena harganya yang terjangkau di tengah tingginya harga komoditas pangan utama tersebut di pasaran.

Seorang pedagang bahan kebutuhan pokok di Pasar Besar Madiun, Hermin mengatakan harga beras jenis medium saat ini berkisar Rp13.000 hingga Rp13.500 per kilogram, sedangkan jenis premium Rp15.000 hingga Rp16.000 per kilogram.

"Harga beras masih tinggi. Untung, ada beras murah program SPHP dari pemerintah. Konsumen dan pedagang senang. Saya per hari rata-rata bisa menjual 5 kuintal beras SPHP karena saking banyaknya peminat," kata Hermin di Madiun, Kamis.

Ia mengaku bersyukur ada beras SPHP  dan  mendapat jatah 1 ton setiap kali pengiriman. Dari jumlah itu, maksimal 3 hari telah habis.

"Kalau tidak ada itu, kasihan konsumen. Harapannya harga segera stabil, bisa kembali turun seperti semula," katanya.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Madiun Ansar Rosidi mengatakan penyaluran beras SPHP merupakan tugas dari Perum Bulog melalui gerakan Siap Jaga Harga Pasar (SIGAP) untuk menurunkan harga beras di pasaran.

"Beras SPHP dijual seharga Rp54.500 untuk kemasan 5 kilogram, atau Rp10.900 per kilogram," ujar Ansar.

Sementara ini di Kota Madiun sudah ada 17 pedagang yang terdaftar menjual beras SPHP. Dengan rincian di Pasar Sleko sebanyak lima pedagang, Pasar Besar Madiun 10 pedagang, dan Pasar Kojo sebanyak dua pedagang. Jumlah pedagang mitra penyalur tersebut akan ditambah seiring pendataan dan verifikasi dari Bulog dan Dinas Perdagangan pemda.

Ia menambahkan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Kota Madiun, tetapi  secara nasional.

Karena itu, Bulog dan pemda terus mendistribusikan beras SPHP secara masif, di antaranya bermitra dengan para pedagang di pasar tradisional dan ritel agar program subsidi beras tersebut mencakup masyarakat luas sehingga masyarakat memiliki kesempatan besar menerima manfaat subsidi dan harga segera turun.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023