Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat melibatkan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup (LH) dalam program pemilahan sampah organik dan nonorganik mulai dari rumah.

"Mereka bisa mengajak warga di kampungnya untuk bersama-sama memilah sampah organik dan nonorganik," kata Eri Cahyadi dalam keterangannya di Surabaya, Kamis.

Wali Kota Eri ingin para pangeran dan putri lingkungan hidup itu bisa menjadi pemimpin, khususnya pemimpin di kampung mereka masing-masing.

Menurutnya, seorang pemimpin itu dimulai ketika mencintai lingkungannya, ketika muncul hati mencintai warga sekelilingnya. Hal itu sudah dilakukan dan sudah muncul di dalam hati para pangeran dan putri lingkungan Surabaya.

"Kalau anak-anak ini yang mengajak para orang tua, insya Allah ampuh, karena mereka akan malu kalau tidak melakukannya," ujar Cak Eri panggilan akrabnya.

Oleh karena itu, Cak Eri meminta kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kepala Dinas Pendidikan untuk memfasilitasi dan mendukung kebutuhan mereka selama memimpin di kampung masing-masing.

Bagi dia, pendidikan yang semacam ini yang sebenarnya dia inginkan, karena pendidikan semacam ini tidak ada di bangku sekolah.

Baca juga: Cak Eri berpesan KSH tetap jalin silaturahim di tahun politik

Wali Kota Eri berharap kepada seluruh guru dan kepala sekolah di Surabaya untuk tidak hanya fokus pada bidang akademik saja. Namun, ekstrakurikuler dan kegiatan semacam ini harus terus dilanjutkan.

Sementara itu, Presiden Tunas Hijau, Muhammad Zamroni mengatakan pemilihan pangeran dan putri lingkungan hidup dimulai sejak Februari 2023. Saat itu, peserta yang ikut sebanyak 1.126 dan salah satu syarat mengikuti kompetisi ini adalah harus punya proyek lingkungan yang sudah dilakukan dan terus dilakukan.

"Mereka kami seleksi melalui empat tahap dan itu terus kontinyu sampai akhirnya terpilih 63 finalis pangeran dan putri lingkungan hidup. Setelah itu, mereka kami seleksi lagi dan akhirnya ada 20 peserta yang menjadi juara umum atau menjadi pangeran dan putri lingkungan hidup Surabaya 2023," ujarnya.

Ia menegaskan banyak prestasi dan pencapaian yang telah dilakukan oleh para finalis pangeran dan putri lingkungan hidup Surabaya 2023, di antaranya ada 275.836 orang teredukasi dengan proyek para finalis, sebanyak 229.579 tanaman yang telah ditanam oleh finalis.

Selain itu, sebanyak 51 ton 12 kg sampah organik yang berhasil diolah oleh finalis, 1.848 kg minyak jelantah yang terselamatkan dan tidak dibuang ke saluran air, sebanyak 5 ton 774 kg sampah anorganik yang berhasil diolah oleh para finalis, 1 ton 200 kg limbah tekstil yang terolah, dan 1 ton 17 kg diapers yang telah diolah.

"Jadi, banyak pencapaian mereka. Bahkan, ada tanaman yang sulit untuk ditanam, malah berhasil dibudidayakan oleh mereka. Sungguh luar biasa mereka ini," katanya.

Zamroni juga mengapresiasi dan siap mendukung kebijakan dan komitmen Wali Kota Eri Cahyadi bersama jajaran Pemkot Surabaya yang ingin mendukung pangeran dan putri lingkungan hidup. Apalagi, mereka akan dijadikan pemimpin di kampungnya masing-masing.

"Sebenarnya, mereka sudah melakukan itu di kampungnya, mengajak warga untuk memilah sampah meskipun dengan komunikasi yang ala kadarnya. Nah, kalau ini semakin didukung pemkot, tentu sangat bagus, karena kami berharap mereka ini tidak hanya berhenti sampai di sini," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023