Masyarakat di pesisir pantai selatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, sebagian besar menggantungkan hidupnya dengan hasil tangkapan ikan di laut karena pada umumnya mereka berprofesi sebagai nelayan.

Para nelayan di Dusun Karanganyar, Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember, setiap hari melaut, asal cuaca cukup bersahabat. Namun, ketika cuaca buruk maka nelayan harus bersabar karena nyawa bisa jadi  taruhannya ketika perahu mereka dihantam gelombang laut.

Beberapa nelayan biasanya menambatkan perahunya di bibir Pantai Karanganyar yang kondisinya gelap gulita saat malam hari karena memang tidak ada penerangan di kawasan pantai tersebut.

Gelapnya malam menjadi kendala bagi nelayan Pantai Paseban untuk menyusuri jalanan menuju pantai tempat menangkap ikan sebagai mata pencahariannya sehingga terkadang mereka harus membawa penerangan sendiri.

Biasanya nelayan di sana melaut sekitar pukul 19.00 WIB dan kembali dengan hasil tangkapannya pada keesokan harinya, namun ada juga nelayan yang berangkat melaut dini hari atau maksimal pukul 03.00 WIB dan baru pulang melaut pada siang hari.

Ketua Kelompok Nelayan Samudra Jaya Sugeng Eko Prahwono mengatakan para nelayan memang mengeluhkan gelapnya menuju lokasi bersandarnya sejumlah perahu jukung selama bertahun-tahun, namun mereka tetap harus melaut dengan menggunakan penerangan ala kadarnya.

Gelapnya di sekitar pantai terkadang membuat para nelayan harus membawa pulang jaring yang rusak saat malam hari sehingga waktunya tersita lebih banyak untuk memperbaiki jaring di rumah.

Kondisi tidak adanya penerangan menuju bersandarnya sejumlah perahu nelayan di Desa Paseban itu menjadi perhatian para dosen Politeknik Negeri Jember (Polije) yang dipimpin oleh Ahmad Fahriannur untuk program pengabdian kepada masyarakat di pesisir pantai itu.

Mengingat jaringan listrik belum sampai ke bibir Pantai Karanganyar di Desa Paseban, maka tim berusaha mengonversi sinar Matahari pada siang hari menjadi listrik penerangan jalan yakni lampu listrik tenaga surya.

Tim melakukan survei dan pemantauan terlebih dahulu sebelum melaksanakan program untuk memasang lampu tenaga surya agar lokasi yang dipasang tepat sasaran dan bermanfaat untuk para nelayan.

Anggota tim yang juga dosen Teknik Energi Terbarukan Polije, Dedy Eko Rahmanto, menyatakan bahwa ide pemasangan lampu tenaga surya itu juga sudah didiskusikan bersama para nelayan yang berada di sekitar lokasi.

Setelah melakukan survei dan mendapat masukan dari para nelayan akhirnya tim memasang empat unit lampu tenaga surya dari sebelah utara lokasi Pantai Karanganyar hingga mendekati bibir pantai sehingga dapat membantu nelayan untuk bisa melaut dengan kondisi terang, tak lagi gelap gulita.

Empat unit lampu panel tenaga surya itu dipasang pada 7 September 2023 dan para nelayan bisa lebih leluasa untuk memperbaiki perahunya atau jaring-jaring yang rusak sebelum melaut pada malam hari.

Lampu bertenaga surya itu bisa hidup secara otomatis seiring dengan terbenamnya sinar Matahari dan akan otomatis mati pula seiring dengan terbitnya Matahari karena energi Matahari diubah menjadi listrik.

Berdasarkan pemantauan tim, lampu tersebut akan menyala sekitar 10-15 jam setelah magrib seiring dengan redupnya cahaya Matahari dan secara otomatis mati ketika sang surya terbit dari ufuk timur.

Pada kondisi normal, baterai yang menyimpan energi Matahari itu akan penuh pada pukul 11.00 WIB dengan kapasitas listrik yang tersimpan sekitar 0,2-0,3 kwh dan energi sinar Matahari yang diubah menjadi listrik itu akan menyala sekitar 11-12 jam.

Pihak Tim Polije juga mengajak masyarakat ikut menjaga dan merawat empat unit panel surya yang sudah dipasang di tepi pantai agar tetap terpelihara dengan baik dan bisa menerangi aktivitas nelayan pada malam hari dalam jangka panjang.

Keberadaan empat unit lampu tenaga surya di Pantai Karanganyar Paseban mendapat apresiasi para nelayan karena para akademisi Polije telah memberikan penerangan di pantai sehingga memudahkan nelayan ketika berangkat melaut.

Nelayan juga terbantu dengan adanya penerangan karena bisa bercengkerama sambil memperbaiki jaring mereka yang rusak akibat diterjang ombak saat malam hari.

Jarak pantai dengan permukiman warga di Dusun Karanganyar sekitar 1 kilometer, namun jaringan listrik PLN sudah menyala di perkampungan warga pesisir pantai selatan itu.

Baca juga: Hiu paus sepanjang 9 meter ditemukan mati terdampar di Pantai Paseban Jember


Dukung prasarana objek wisata

Berdasarkan data Dinas Pariwisata Jember, sejumlah pantai di Desa Paseban menjadi salah satu objek wisata yang sering dikunjungi wisatawan domestik di Kabupaten Jember maupun dari luar daerah.

Dengan demikian penerangan menjadi salah satu kebutuhan primer dalam mengembangkan objek wisata pantai pada malam hari sehingga pihak Tim Pengabdian Masyarakat Polije berharap ada kolaborasi antara pihak kampus, desa, dan Dinas Pariwisata untuk mengembangkan Pantai Karanganyar, yang memiliki pasir hitam legam di sepanjang bibir pantai.

Harapannya tidak sebatas penerangan bagi para nelayan kelas gurem, tetapi bisa menjadi sarana pendukung wisata Pantai Karanganyar di Desa Paseban sehingga meningkatkan minat wisatawan pantai laut selatan.

Sekretaris Desa Paseban Zakariya mengakui bahwa di Pantai Karanganyar masih belum tersentuh untuk pengembangan objek wisata karena kondisinya masih alami dan belum ada penerangan, namun ke depan akan dikelola karena bisa menjadi ikon wisata pantai pesisir selatan Jember.

Ia bersyukur ada pihak Polije yang sudah memberikan penerangan menuju bibir pantai tempat sandaran para perahu nelayan, sehingga memudahkan para nelayan untuk beraktivitas pada malam hari.

Pihak desa juga berharap ada kolaborasi dan sinergi dengan sejumlah pihak dalam mengembangkan wisata di pesisir pantai selatan karena pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) sudah semakin bagus.

Pihaknya juga berharap para nelayan juga menjaga dan merawat dengan baik empat unit penerangan lampu tenaga surya tersebut, sehingga bisa bermanfaat dalam jangka panjang yang nantinya juga menjadi penunjang wisata ke depannya.

Dengan penambahan penerangan itu diharapkan bisa memacu semangat kerja yang tinggi, tentunya akan memberi aura positif bagi peningkatan pendapatan dari hasil tangkapan ikan para nelayan di Dusun Karanganyar.

Program pengabdian pemberdayaan masyarakat yang dilakukan para dosen Polije itu juga diharapkan dapat menjadi berkah para nelayan dalam ikan.

Cahaya yang ditebarkan dari empat lampu itu bukan hanya menerangi kawasan pesisir, melainkan memberi kesejahteraan yang lebih baik bagi nelayan di masa mendatang.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023