Wakil Wali (Wawali) Kota Surabaya Armuji menilai Ganjar Pranowo mengusai strategi dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.
Wawali Armuji dalam keterangan di Surabaya, Minggu, mengatakan, pada saat Rakernas IV PDI Perjuangan yang digelar belum lama ini, Ganjar menguasai detail strategi guna mewujudkan kedaulatan pangan.
"Tidak hanya bicara skema besarnya, Mas Ganjar menguasai hal teknis dan detailnya. Sehingga kami optimistis visi kedaulatan pangan adalah kunci Indonesia maju," kata Wawali Armuji.
Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan, Indonesia memiliki keanekaragaman kekayaan sumber daya alam (SDA) yang bisa diolah menjadi sumber makanan.
Seperti halnya makanan tradisional berupa papeda, tiwul dan gaplek. Jika makanan itu diolah dengan baik, maka akan menjadi makanan yang enak. Apalagi bahan bakunya sudah banyak tersedia di Indonesia.
"Jangan dikira makanan kuno atau tertinggal, justru ketahanan pangan akan terwujud berdasar kearifan lokal," kata Cak Ji panggilan akrab Armuji.
Cak Ji juga menekankan pentingnya ketersediaan bahan pangan beserta kandungan gizinya.
Apalagi, lanjut dia, Presiden RI pertama Soekarno atau Bung Karno telah mewariskan buku masakan "Mustika Rasa" lengkap dari seluruh penjuru Nusantara untuk panduan memasak makanan tradisional lengkap dengan kandungan gizinya.
Sebelumnya, Ganjar mengungkap sejumlah fakta tentang krisis pangan pada Rakernas IV PDIP. Ganjar juga membedah penyebab yang memicu krisis pangan dunia dan menggagas sejumlah hal untuk mengatasinya.
Salah satu poin pidato calon presiden Ganjar Pranowo adalah soal keberlangsungan lahan-lahan subur. Dia menyoroti penyusutan 650 ribu hektare sawah setiap tahun.
"Biarkan sawah kita tetap menjadi sawah, biarkan embung tetap menjadi embung yang akan memenuhi kebutuhan air, dan biarkan laut itu hidup dan menjadi tempat ikan-ikan berenang karena itu akan menjadi sumber pangan kita juga," ujar Ganjar.
Ganjar ingin tidak ada penyeragaman pangan dari Sabang sampai Merauke. Menurutnya, biarkan makanan pokok di setiap daerah berbeda-beda.
Dia menyebut diversifikasi pangan menjadi kunci menghadapi krisis. Ganjar menyebut Indonesia punya sumber pangan variatif.
"Biarkan yang makan papeda tetap makan papeda. Biarkan yang makan tiwul tetap makan tiwul, dan yang makan beras juga makan beras," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Wawali Armuji dalam keterangan di Surabaya, Minggu, mengatakan, pada saat Rakernas IV PDI Perjuangan yang digelar belum lama ini, Ganjar menguasai detail strategi guna mewujudkan kedaulatan pangan.
"Tidak hanya bicara skema besarnya, Mas Ganjar menguasai hal teknis dan detailnya. Sehingga kami optimistis visi kedaulatan pangan adalah kunci Indonesia maju," kata Wawali Armuji.
Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan, Indonesia memiliki keanekaragaman kekayaan sumber daya alam (SDA) yang bisa diolah menjadi sumber makanan.
Seperti halnya makanan tradisional berupa papeda, tiwul dan gaplek. Jika makanan itu diolah dengan baik, maka akan menjadi makanan yang enak. Apalagi bahan bakunya sudah banyak tersedia di Indonesia.
"Jangan dikira makanan kuno atau tertinggal, justru ketahanan pangan akan terwujud berdasar kearifan lokal," kata Cak Ji panggilan akrab Armuji.
Cak Ji juga menekankan pentingnya ketersediaan bahan pangan beserta kandungan gizinya.
Apalagi, lanjut dia, Presiden RI pertama Soekarno atau Bung Karno telah mewariskan buku masakan "Mustika Rasa" lengkap dari seluruh penjuru Nusantara untuk panduan memasak makanan tradisional lengkap dengan kandungan gizinya.
Sebelumnya, Ganjar mengungkap sejumlah fakta tentang krisis pangan pada Rakernas IV PDIP. Ganjar juga membedah penyebab yang memicu krisis pangan dunia dan menggagas sejumlah hal untuk mengatasinya.
Salah satu poin pidato calon presiden Ganjar Pranowo adalah soal keberlangsungan lahan-lahan subur. Dia menyoroti penyusutan 650 ribu hektare sawah setiap tahun.
"Biarkan sawah kita tetap menjadi sawah, biarkan embung tetap menjadi embung yang akan memenuhi kebutuhan air, dan biarkan laut itu hidup dan menjadi tempat ikan-ikan berenang karena itu akan menjadi sumber pangan kita juga," ujar Ganjar.
Ganjar ingin tidak ada penyeragaman pangan dari Sabang sampai Merauke. Menurutnya, biarkan makanan pokok di setiap daerah berbeda-beda.
Dia menyebut diversifikasi pangan menjadi kunci menghadapi krisis. Ganjar menyebut Indonesia punya sumber pangan variatif.
"Biarkan yang makan papeda tetap makan papeda. Biarkan yang makan tiwul tetap makan tiwul, dan yang makan beras juga makan beras," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023