Ketua Umum Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Margareth Aliyatul Maimunah menilai Erick Thohir cocok menjadi mentor dari organisasi yang dipimpinnya karena sosok yang peduli pada masalah perekonomian dan perempuan di Indonesia.
"Beliau bukan hanya memiliki ekspertis, tetapi juga komitmen dan punya kepedulian terhadap Fatayat sehingga merasa beliau sangat layak dan cocok menjadi mentor Fatayat NU," ucapnya saat menyampaikan sambutan dalam Apel Akbar Fatayat NU di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
Oleh karena itu, perempuan kelahiran Jombang tersebut menyambut baik kerja sama antara Fatayat NU dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terutama dalam kaitannya dengan beberapa isu perempuan di berbagai aspek.
Hal tersebut ditandai dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Fatayat NU dan Kementerian BUMN yang mengandung dua aspek.
"Pertama, upaya menuju peningkatan pemberdayaan perempuan, dan kedua peningkatan kualitas perempuan melalui beasiswa," tuturnya.
Menurut Margareth, hal tersebut bukan hanya kerja sama personal, melainkan antara dua kelembagaan mengikat yakni BUMN dan Fatayat NU yang diharapkan ke depan dapat berjalan berkesinambungan.
"Saat ini BUMN sangat fokus dengan perempuan, terutama ekonomi, pemberdayaan, dan lain lain. Hal ini juga cocok dengan usia kader Fatayat yang bersegmentasi di umur 20 hingga 45 tahun. Usia yang sangat produktif," ujar Margareth.
Selain itu, dirinya juga menegaskan bahwa peran pria yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) tersebut, secara personal juga sangat peduli saat berbicara terkait dengan ekonomi dan perempuan.
Dalam kegiatan tersebut, hadir juga Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU) Kyai Yahya Cholil Staquf, Rais Aam PBNU Kyai Miftachul Akhyar, dan Ketua Umum Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah.
Fatayat NU adalah salah satu badan otonom yang dibentuk NU untuk kalangan perempuan muda yang didirikan pada 7 Rajab 1369 H/24 April 1950 M di Surabaya.
Organisasi perempuan muda Islam yang rata-rata berusia di bawah 40 tahun itu juga memiliki haluan, yakni "Ahlu Sunnah wal Jama'ah".
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Beliau bukan hanya memiliki ekspertis, tetapi juga komitmen dan punya kepedulian terhadap Fatayat sehingga merasa beliau sangat layak dan cocok menjadi mentor Fatayat NU," ucapnya saat menyampaikan sambutan dalam Apel Akbar Fatayat NU di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
Oleh karena itu, perempuan kelahiran Jombang tersebut menyambut baik kerja sama antara Fatayat NU dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terutama dalam kaitannya dengan beberapa isu perempuan di berbagai aspek.
Hal tersebut ditandai dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Fatayat NU dan Kementerian BUMN yang mengandung dua aspek.
"Pertama, upaya menuju peningkatan pemberdayaan perempuan, dan kedua peningkatan kualitas perempuan melalui beasiswa," tuturnya.
Menurut Margareth, hal tersebut bukan hanya kerja sama personal, melainkan antara dua kelembagaan mengikat yakni BUMN dan Fatayat NU yang diharapkan ke depan dapat berjalan berkesinambungan.
"Saat ini BUMN sangat fokus dengan perempuan, terutama ekonomi, pemberdayaan, dan lain lain. Hal ini juga cocok dengan usia kader Fatayat yang bersegmentasi di umur 20 hingga 45 tahun. Usia yang sangat produktif," ujar Margareth.
Selain itu, dirinya juga menegaskan bahwa peran pria yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) tersebut, secara personal juga sangat peduli saat berbicara terkait dengan ekonomi dan perempuan.
Dalam kegiatan tersebut, hadir juga Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU) Kyai Yahya Cholil Staquf, Rais Aam PBNU Kyai Miftachul Akhyar, dan Ketua Umum Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah.
Fatayat NU adalah salah satu badan otonom yang dibentuk NU untuk kalangan perempuan muda yang didirikan pada 7 Rajab 1369 H/24 April 1950 M di Surabaya.
Organisasi perempuan muda Islam yang rata-rata berusia di bawah 40 tahun itu juga memiliki haluan, yakni "Ahlu Sunnah wal Jama'ah".
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023