Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur terus berupaya menjaga ketahanan pangan di wilayahnya dengan mengaktifkan keberadaan lumbung padi yang ada di tingkat Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW).

"Di Kabupaten Madiun hingga saat ini terdapat 147 lumbung padi yang masih aktif," ujar Analis Ketahanan Pangan Ahli Muda, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Madiun, Rahayu Pujiastuti, Minggu.

Pihaknya secara rutin melakukan pemantauan terhadap lumbung-lumbung padi tersebut untuk mengetahui ketersediaan pangan.

Menurut dia, keberadaan lumbung padi tersebut selain bertujuan untuk melestarikan tradisi yang baik yakni menyimpan gabah, juga untuk menjaga ketersediaan pangan oleh masyarakat setempat.

Adapun teknisnya adalah saat panen petani menyimpan sebagian hasil panennya di lumbung yang ada di wilayahnya dan ketika paceklik atau usai masa tanam, gabah bisa dikeluarkan dari lumbung.

Lumbung yang pengelolaannya masih bagus secara administrasi, meskipun sedikit akan dimaksimalkan.

Lebih lanjut Tutik, sapaan akrab Rahayu Pujiastuti, mengatakan, rencana ke depan lumbung padi yang masih aktif akan dibina oleh Pemkab Madiun melalui OPD terkait.

"Untuk lumbung padi yang masih aktif dalam bentuk gabah akan kita bina lagi ke usaha ekonomi produktif. Jadi, nantinya lumbung tidak hanya menyimpan gabah saja, namun bisa juga beras," kata dia.

Ia menambahkan lumbung menyediakan bahan baku kemudian disetorkan ke penggilingan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Pemkab Madiun memiliki Toko Mitra Tani (TMT) yang menjual hasil pangan yang dihasilkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan lainnya.

Data Pemkab Madiun mencatat, ketersediaan beras di Kabupaten Madiun saat ini dalam kondisi lebih atau surplus. Ketersediaan beras per bulan September 2023 di Kabuapten Madiun mencapai 48.188 ton, sedangkan kebutuhan beras di Kabupaten Madiun per bulannya mencapai 6.600 ton.

Pengurus Lumbung Padi di Dusun Bangka, Desa Tulung Rejo, Madiun Mariadi, mengatakan bahwa keberadaan lumbung padi di dusunnya sudah sejak tahun 198 0-an dan masih aktif hingga sekarang.

Dalam kelompoknya masing-masing KK menyetor gabah 10 kilogram setiap panen. Pemanfaatannya selain menjaga ketersediaan pangan dan simpan pinjam, juga untuk keperluan lingkungan seperti penerangan jalan, membuat jembatan dan lainnya.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023