Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, melibatkan guru pendidikan anak usia dini (PAUD) yang memiliki peran penting dalam kesehariannya dengan anak-anak untuk ikut serta membantu pencegahan stunting.
.
"Kami lakukan pendampingan dalam rangka pencegahan dan penurunan prevalensi stunting. Adapun untuk peserta yang kita libatkan yaitu 50 guru dari Kelompok Bermain, TPA, SPS dan TK," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Anang Kurniawan di Kediri, Kamis.
Anang menyebut, di Kota Kediri terdapat 264 lembaga satuan PAUD. Untuk itu, kepada para peserta yang sudah mengikuti diklat diharapkan membagikan ilmu dan pengalaman yang sudah didapat ke lembaga di wilayahnya.
"Untuk peserta diharapkan bisa membagikan ilmu yang sudah diperoleh ke teman-teman yang lain pada waktu pertemuan gugus. Selain itu dari teman-teman PAUD juga banyak yang menjadi kader di kelurahan sehingga hal ini tentu bisa dimanfaatkan dengan memberikan edukasi ke masyarakat," ujarnya.
Anang menambahkan, dengan melibatkan para guru dalam penurunan prevalensi stunting merupakan upaya yang tepat. Hal ini karena guru dinilai memiliki peran penting yang dalam kesehariannya lekat dengan anak-anak.
"Salah satu penyebab stunting yaitu kekurangan gizi pada 1.000 hari kehidupan pertama anak. Bahkan dalam hal ini pemerintah juga berupaya melakukan perbaikan gizi pada anak lewat gerakan Seribu Hari Pertama Kehidupan. Periode ini disebut golden period yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik dapat menyebabkan kerusakan yang permanen pada tumbuh kembang anak," kata dia.
Anang berharap dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan zero stunting dan mewujudkan generasi emas Indonesia tahun 2045.
"Dengan edukasi yang disampaikan guru kepada orang tua harapannya anak-anak bisa tumbuh kembang dengan baik sesuai tahapan usianya sehingga bisa mencetak generasi yang cerdas, unggul dan bermartabat," kata dia.
Erna Fitriningsari, peserta dari TK Negeri Pembina Mojoroto menyambut baik dan mendukung kegiatan diklat tersebut. Ia mendapatkan banyak materi dari para narasumber mulai dari pembuatan kurikulum, percepatan penurunan stunting dan beberapa materi kegiatan bermain untuk anak-anak di PAUD.
Erna melanjutkan satuan pendidikan tempat ia mengajar juga sangat mendukung program penurunan stunting yang dilakukan Pemerintah Kota Kediri.
"Di satuan pendidikan kami sudah menerapkan deteksi dini tumbuh kembang anak (DDTK) yang dilakukan tiap awal semester. Jadi dilakukan screening awal kepada peserta didik baru selanjutnya dari catatan yang sudah kami dapatkan, mengadakan parenting kepada orang tua sebagai tindak lanjut ke anak-anak," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
.
"Kami lakukan pendampingan dalam rangka pencegahan dan penurunan prevalensi stunting. Adapun untuk peserta yang kita libatkan yaitu 50 guru dari Kelompok Bermain, TPA, SPS dan TK," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Anang Kurniawan di Kediri, Kamis.
Anang menyebut, di Kota Kediri terdapat 264 lembaga satuan PAUD. Untuk itu, kepada para peserta yang sudah mengikuti diklat diharapkan membagikan ilmu dan pengalaman yang sudah didapat ke lembaga di wilayahnya.
"Untuk peserta diharapkan bisa membagikan ilmu yang sudah diperoleh ke teman-teman yang lain pada waktu pertemuan gugus. Selain itu dari teman-teman PAUD juga banyak yang menjadi kader di kelurahan sehingga hal ini tentu bisa dimanfaatkan dengan memberikan edukasi ke masyarakat," ujarnya.
Anang menambahkan, dengan melibatkan para guru dalam penurunan prevalensi stunting merupakan upaya yang tepat. Hal ini karena guru dinilai memiliki peran penting yang dalam kesehariannya lekat dengan anak-anak.
"Salah satu penyebab stunting yaitu kekurangan gizi pada 1.000 hari kehidupan pertama anak. Bahkan dalam hal ini pemerintah juga berupaya melakukan perbaikan gizi pada anak lewat gerakan Seribu Hari Pertama Kehidupan. Periode ini disebut golden period yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik dapat menyebabkan kerusakan yang permanen pada tumbuh kembang anak," kata dia.
Anang berharap dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan zero stunting dan mewujudkan generasi emas Indonesia tahun 2045.
"Dengan edukasi yang disampaikan guru kepada orang tua harapannya anak-anak bisa tumbuh kembang dengan baik sesuai tahapan usianya sehingga bisa mencetak generasi yang cerdas, unggul dan bermartabat," kata dia.
Erna Fitriningsari, peserta dari TK Negeri Pembina Mojoroto menyambut baik dan mendukung kegiatan diklat tersebut. Ia mendapatkan banyak materi dari para narasumber mulai dari pembuatan kurikulum, percepatan penurunan stunting dan beberapa materi kegiatan bermain untuk anak-anak di PAUD.
Erna melanjutkan satuan pendidikan tempat ia mengajar juga sangat mendukung program penurunan stunting yang dilakukan Pemerintah Kota Kediri.
"Di satuan pendidikan kami sudah menerapkan deteksi dini tumbuh kembang anak (DDTK) yang dilakukan tiap awal semester. Jadi dilakukan screening awal kepada peserta didik baru selanjutnya dari catatan yang sudah kami dapatkan, mengadakan parenting kepada orang tua sebagai tindak lanjut ke anak-anak," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023