PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Fuel Terminal Tuban menyosialisasikan pemanfaatan energi baru terbarukan untuk mendukung pemberdayaan pelaku usah mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Desa Tasikharjo di kabupaten setempat.

Fuel Terminal Manager Tuban Adriansyah menyebut terdapat 35 pelaku UMKM penerima manfaat pemberdayaan melalui program "Ekokraf Asik", sekaligus terkait prinsip pembangunan berkelanjutan.

"Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dapat mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif dengan menyediakan energi yang terjangkau dan andal," kata Adriansyah melalui keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Selasa.

"Ekokraf Asik" terdiri dari tiga program, yakni Program UMKM Batik Sekar Tanjung, Program Jahit Sekar Tanjung, dan program "Ethical Creative Tasikharjo".

Kemudian pelaksanaannya memanfaatkan potensi alam dam sumber daya lokal untuk menghasilkan produk-produk kreatif yang berkualitas dan ramah lingkungan.

"Memanfaatkan potensi sumber daya alam yang melimpah di Indonesia, salah satunya dengan cara memaksimalkan transisi energi, hal ini juga membantu pelaku ekonomi kreatif untuk berinovasi dan mengembangkan produk dan layanan desa setempat dan juga dapat membantu melindungi lingkungan," ujarnya.

Salah satu langkah menunjang optimalisasi pemberdayaan pelaku UMKM, yakni dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang sudah ada di Desa Tasikharjo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. 

Energi terbarukan ini juga mendukung reverse osmosis dan eco pengolahan limbah komunal untuk mencapai kemandirian akses air di Desa Tasikharjo.

Selain itu, panel surya juga mendukung kegiatan produksi sistem pengolahan limbah reduce, reuse, dan recycle (3R).

Dia menyatakan dengan kapasitas 6,54 kWp, PLTS itu mampu menghasilkan listrik hingga 10.241 kWh per tahun. 

"Didukung oleh baterai lithium 10 kWh, yang dapat menghemat biaya listrik hingga Rp15 juta per tahun. Selain itu, energi terbarukan ini juga mampu mengurangi emisi karbon 8.502 kg CO2 eq/tahun," lanjutnya.

Sementara, program "Desa Energi Berdikari" telah menghasilkan manfaat 170.880 wp energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, 605.000 m3 per tahun energi biogas dan gas metana, 8.000 watt energi microhydro, 6.500 liter energi biodiesel per tahun, serta 16.500 wp energi hibrida pembangkit listrik tenaga surya dan angin.

Dampaknya, yakni terjadi pengurangan emisi karbon sebesar 565.928 ton Co2eq per tahun.

Salah seorang warga Desa Tasikharjo Susiani mengatakan keberadaan energi terbarukan di wilayahnya merupakan jalan untuk mempercepat pergerakan UMKM.

"Hal ini pun juga memberikan wawasan baru kepada kami dalam pemanfaatan energi yang ramah lingkungan, sehingga kami pun juga dapat menjaga pelestarian lingkungan desa kami," ujarnya.

"Desa Energi Berdikari" juga turut berperan dalam  pemenuhan kebutuhan energi masyarakat dan memberikan dampak perekonomian bagi  3.201 Kepala Keluarga (KK) dengan total dampak berkelanjutan sebesar manfaat Rp1,8 miliar per tahun.

"Harapannya melalui program Desa Energi Berdikari Pertamina, masyarakat dapat mengembangkan potensi ekonominya dengan berbagai  pelatihan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat serta pengembangan produk UMKM yang dihasilkan sampai dengan pemberian edukasi terkait pemanfaatan dan perawatan fasilitas energi terbarukan," kata dia.

Area Manager Comm, Rel & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Ahad Rahedi menjelaskan program tanggung jawab sosial lingkungan dari Pertamina ini sejalan dengan SDG yang telah diupayakan Pemerintah poin keenam terkait air bersih dan sanitasi layak.

"Poin ketujuh energi bersih dan terjangkau, kedelapan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta Poin ke-13 penanganan perubahan iklim. Selain itu, program ini juga sebagai aksi nyata Pertamina untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission di tahun 2060," ujarnya.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023