Badan SAR Nasional memperpanjang masa pencarian delapan nelayan yang hilang saat kecelakaan di laut perairan Gayasan Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
"Kami perpanjang sesuai permintaan keluarga (korban) juga pertimbangan dengan tim SAR gabungan," kata Koordinator Pos SAR Basarnas Trenggalek, Yoni Fariza di Pos Informasi Polairud Trenggalek, Kamis.
Dikatakan, masa pencarian delapan ABK yang hilang di laut selatan Kabupaten Blitar itu sebenarnya berakhir pada Rabu (13/9).
Namun kemudian muncul permintaan dari keluarga melalui Kepala Desa Tasikmadu Kabupaten Trenggalek, daerah asal para nelayan yang menjadi korban, agar pencarian dilanjutkan.
"Kami sudah koordinasikan permohonan ini ke direktur operasi via deputi operasi (Basarnas), dan telah disetujui perpanjangan pencarian delapan nelayan hilang selama dua hari," katanya.
Ada beberapa pertimbangan sehingga proses pencarian itu diperpanjang.
Penambahan waktu itu dilakukan dengan pertimbangan jumlah korban yang cukup banyak dan per-Rabu (13/9) sore belum diketemukan.
Selain itu, beberapa waktu lalu muncul tanda-tanda orang hilang di permukaan laut yang disinyalir ABK dari KM Mandala yang mengalami musibah tersebut.
"Namun saat kami datangi, atau didekati hilang lagi," katanya.
Hingga saat ini tim SAR gabungan yang terdiri dari TNI-Polri, Basarnas, BPBD serta unsur terkait dan dibantu masyarakat nelayan telah melakukan pencarian selama tujuh hari, baik melakukan penyisiran di perairan maupun pemantauan lewat daratan.
Bahkan radius pencarian hingga sejauh 16-30 nautical mile ke arah barat.
"Sesuai arus. Untuk kendalanya kondisi medan dan cuaca sering berkabut. Mohon doanya agar delapan ABK itu segera diketemukan," katanya.
Kecelakaan laut itu terjadi pada Kamis (7/9) berlokasi di perairan Gayasan, selatan Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar.
Ada dua kapal nelayan bermuatan 23 ABK yang berangkat dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Trenggalek yang mengalami kecelakaan.
Sebanyak 15 ABK berhasil menyelamatkan diri, sementara delapan orang dilaporkan hilang dan belum diketemukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Kami perpanjang sesuai permintaan keluarga (korban) juga pertimbangan dengan tim SAR gabungan," kata Koordinator Pos SAR Basarnas Trenggalek, Yoni Fariza di Pos Informasi Polairud Trenggalek, Kamis.
Dikatakan, masa pencarian delapan ABK yang hilang di laut selatan Kabupaten Blitar itu sebenarnya berakhir pada Rabu (13/9).
Namun kemudian muncul permintaan dari keluarga melalui Kepala Desa Tasikmadu Kabupaten Trenggalek, daerah asal para nelayan yang menjadi korban, agar pencarian dilanjutkan.
"Kami sudah koordinasikan permohonan ini ke direktur operasi via deputi operasi (Basarnas), dan telah disetujui perpanjangan pencarian delapan nelayan hilang selama dua hari," katanya.
Ada beberapa pertimbangan sehingga proses pencarian itu diperpanjang.
Penambahan waktu itu dilakukan dengan pertimbangan jumlah korban yang cukup banyak dan per-Rabu (13/9) sore belum diketemukan.
Selain itu, beberapa waktu lalu muncul tanda-tanda orang hilang di permukaan laut yang disinyalir ABK dari KM Mandala yang mengalami musibah tersebut.
"Namun saat kami datangi, atau didekati hilang lagi," katanya.
Hingga saat ini tim SAR gabungan yang terdiri dari TNI-Polri, Basarnas, BPBD serta unsur terkait dan dibantu masyarakat nelayan telah melakukan pencarian selama tujuh hari, baik melakukan penyisiran di perairan maupun pemantauan lewat daratan.
Bahkan radius pencarian hingga sejauh 16-30 nautical mile ke arah barat.
"Sesuai arus. Untuk kendalanya kondisi medan dan cuaca sering berkabut. Mohon doanya agar delapan ABK itu segera diketemukan," katanya.
Kecelakaan laut itu terjadi pada Kamis (7/9) berlokasi di perairan Gayasan, selatan Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar.
Ada dua kapal nelayan bermuatan 23 ABK yang berangkat dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Trenggalek yang mengalami kecelakaan.
Sebanyak 15 ABK berhasil menyelamatkan diri, sementara delapan orang dilaporkan hilang dan belum diketemukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023