Hampir setiap tahun selalu terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada saat puncak musim kemarau, kejadian tersebut seakan terus berulang terjadi lagi dan terjadi lagi, bahkan bisa dibilang menjadi rutinitas tahunan.

Selama beberapa pekan terakhir kita disuguhi pemberitaan tentang karhutla di Gunung Arjuno yang merupakan kawasan Tahura R Soeryo, kemudian Gunung Semeru dan Gunung Bromo yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Karhutla di beberapa lokasi semakin meluas,  bahkan luasan kebakaran di Gunung Arjuno mencapai 1.300 hektare dan jumlah tersebut bisa bertambah lagi karena sejumlah titik api masih belum berhasil dipadamkan.

Tidak hanya di Gunung Arjuno, kebakaran di kawasan TNBTS baik juga semakin meluas hingga berdampak pada penutupan sementara sebagian akses menuju wisata Gunung Bromo yang menjadi destinasi wisata primadona di Jawa Timur.

Kesulitan memadamkan karhutla karena cuaca yang sangat terik hingga keterbatasan sarana prasarana dalam memadamkan kebakaran hutan yang terkadang sulit dijangkau oleh petugas.

Penyebab karhutla ada dua yakni faktor alam dan faktor manusia, namun seringkali faktor alam yang menjadi kambing hitam penyebab kebakaran di sejumlah lokasi seperti cuaca terik yang menyebabkan gesekan pepohonan menimbulkan percikan api dan sambaran petir.

Yang pasti aktivitas manusia yang serakah dan mengabaikan ekosistem juga menjadi penyebab dominan pemicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan di sejumlah lokasi dengan membuka ladang baru, membuang puntung rokok sembarangan, dan aktivitas perburuan satwa liar.

Siapapun yang telah menyebabkan terjadinya kebakaran tentu aparat penegak hukum juga harus mengendusnya, agar mereka jera dan tidak lagi melakukan perbuatan yang sangat merugikan banyak pihak.

Namun, yang menjadi perhatian utama dan tidak kalah pentingnya adalah mengatasi bagaimana kebakaran yang terlanjur terjadi dan mencegah agar kebakaran itu tidak sampai terjadi lagi, bahkan meluas ke kawasan konservasi hutan.

Siapapun biang kerok penyebab karhutla, pemerintah mau tak mau harus hadir untuk bahu membahu dengan banyak pihak dalam memadamkan sejumlah titik api agar tidak semakin luas kebakaran tersebut.

Kebakaran hutan merupakan bencana alam yang memiliki dampak serius terhadap lingkungan dan manusia, sehingga perlu penyadaran kepada masyarakat agar tidak lagi melakukan aktivitas yang dapat memicu karhutla dan lebih peduli terhadap lingkungan untuk masa depan anak cucu kita.
 
 

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023