Malang - Sejumlah warga Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, mengeluhkan pencemaran udara akibat sisa pembakaran pabrik gula (PG) di wilayah itu.
Salah satu warga Desa Krebet Senggrong, Ahmad Saifullah, Sabtu mengaku, akibat pencemaran udara tersebut, sejumlah warga terpaksa menggunakan masker pada pagi hari ketika melalui kawasan PG, sebab udara tidak enak untuk dihirup.
"Selain udara di pagi hari, air warga juga kadang tercemar, dan itu terjadi setiap kali musim giling tebu yang dilakukan PG," katanya.
Ahmad berharap, Pemerintah Kabupaten Malang bisa menindaklanjuti keluhan sejumlah warga dengan mencari solusi terbaik, agar warga yang tinggal di kawasan Desa Krebet Senggrong tidak terganggu dengan pencemaran air ataupun udara jika memasuki musim giling tebu.
Menanggapi keluhan warga, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Malang, sempat melakukan pemeriksaan terhadap kualitas udara di kawasan Desa Krebet Senggrong.
Kepala BLH, Cholis Bidayati mengatakan, pemeriksaan dilakukan karena adanya pengaduan masyarakat yang masuk ke BLH dan mengeluhkan pencemaran udara dan air di sekitar kawasan pabrik.
"Kata warga, saat produksi pada masa giling tebu, pabrik gula milik Rajawali Nusantara Indonesia ini mengeluarkan asap hitam pekat. Bahkan, asapnya mengandung jelaga yang mengganggu pernafasan," katanya.
Cholis mengatakan, dari laporan yang masuk, masyarakat setempat mengaku mengenakan masker dan kaca mata untuk menghindari abu dan asap pabrik gula yang keluar.
"Untuk pemeriksaan terakhir, hasil uji lab udara di kawasan tersebut masih menunjukan di atas baku mutu, sehingga belum membahayakan," kata Cholis
Meski demikian, pihaknya meminta seluruh industri yang ada di Kabupaten Malang agar mengolah limbah dengan baik. Tujuannya, untuk mengendalikan pencemaran lingkungan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011