Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya siap melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat dan pedagang guna memberikan pemahaman ciri-ciri serta bahaya konsumsi daging gelonggong.
Kepala Bidang Peternakan DKPP Kota Surabaya drh Sunarno Aristono menyebut sosialisasi itu dilakukan sebagai tindak lanjut temuan dugaan daging gelonggong oleh petugas Rumah Potong Hewan Pegirian Surabaya beberapa waktu lalu.
"Kamis pekan ini kami melaksanakan sosialisasi terkait daging gelonggong kepada pedagang dan ibu-ibu," kata Aris di Gedung Eks Humas Pemerintah Kota Surabaya, Selasa.
Ia menyatakan sosialisasi itu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih berhati-hati ketika hendak melakukan pembelian daging sapi.
Lebih lanjutnya, salah satu ciri daging sapi gelonggong bisa dilihat dari warna yang cenderung lebih pucat.Kemudian jika didiamkan dalam kurun waktu tertentu, daging gelonggong akan mengeluarkan air.
"Air digelonggong masuk ke dalam sela-sela daging dan ketika disembelih warnanya jadi pucat. Konsumen dirugikan karena berat sebagian besar dari daging itu adalah air," ujarnya.
Kandungan air yang ada di daging gelonggong juga akan lebih mempercepat terjadinya proses pembusukan.
"Daging segar dari pagi sampai sore tanpa diberi es masih baik, tetapi kalau gelonggong empat jam sudah busuk dan berlendir," katanya.
Kemudian dari aspek kesehatan, Aris menyebut konsumsi daging gelonggong bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada seseorang, seperti pusing, mual, dan diare.
"Kalau airnya yang dipakai kotor maka mengandung ecoli maupun salmonela bisa menyebabkan diare," tuturnya.
Sebagaimana yang diketahui, tim pengawas daging dari Rumah Potong Hewan Pegirian Surabaya menemukan pikap yang diduga bermuatan daging sapi gelonggong dari luar daerah yang diturunkan ke penjual daging sapi di Jalan Pegirian.
Temuan itu terjadi saat tim RPH melakukan pemantauan dan pendataan daging sapi yang dijual di Jalan Pegirian dan Arimbi, Surabaya, Sabtu (26/8) dini hari.
Direktur RPH Surabaya Fajar A Isnugroho mengatakan pengirim mengaku daging gelonggong seberat sekitar 500 kilogram berasal dari Krian, Sidoarjo yang dikirim atas permintaan satu di antara penjual daging sapi di Jalan Pegirian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Bidang Peternakan DKPP Kota Surabaya drh Sunarno Aristono menyebut sosialisasi itu dilakukan sebagai tindak lanjut temuan dugaan daging gelonggong oleh petugas Rumah Potong Hewan Pegirian Surabaya beberapa waktu lalu.
"Kamis pekan ini kami melaksanakan sosialisasi terkait daging gelonggong kepada pedagang dan ibu-ibu," kata Aris di Gedung Eks Humas Pemerintah Kota Surabaya, Selasa.
Ia menyatakan sosialisasi itu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih berhati-hati ketika hendak melakukan pembelian daging sapi.
Lebih lanjutnya, salah satu ciri daging sapi gelonggong bisa dilihat dari warna yang cenderung lebih pucat.Kemudian jika didiamkan dalam kurun waktu tertentu, daging gelonggong akan mengeluarkan air.
"Air digelonggong masuk ke dalam sela-sela daging dan ketika disembelih warnanya jadi pucat. Konsumen dirugikan karena berat sebagian besar dari daging itu adalah air," ujarnya.
Kandungan air yang ada di daging gelonggong juga akan lebih mempercepat terjadinya proses pembusukan.
"Daging segar dari pagi sampai sore tanpa diberi es masih baik, tetapi kalau gelonggong empat jam sudah busuk dan berlendir," katanya.
Kemudian dari aspek kesehatan, Aris menyebut konsumsi daging gelonggong bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada seseorang, seperti pusing, mual, dan diare.
"Kalau airnya yang dipakai kotor maka mengandung ecoli maupun salmonela bisa menyebabkan diare," tuturnya.
Sebagaimana yang diketahui, tim pengawas daging dari Rumah Potong Hewan Pegirian Surabaya menemukan pikap yang diduga bermuatan daging sapi gelonggong dari luar daerah yang diturunkan ke penjual daging sapi di Jalan Pegirian.
Temuan itu terjadi saat tim RPH melakukan pemantauan dan pendataan daging sapi yang dijual di Jalan Pegirian dan Arimbi, Surabaya, Sabtu (26/8) dini hari.
Direktur RPH Surabaya Fajar A Isnugroho mengatakan pengirim mengaku daging gelonggong seberat sekitar 500 kilogram berasal dari Krian, Sidoarjo yang dikirim atas permintaan satu di antara penjual daging sapi di Jalan Pegirian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023