Drama Kerajaan Sadeng Pralaya Yudha 1331 yang disajikan secara kolosal ikut memeriahkan upacara penurunan bendera HUT ke-78 Republik Indonesia di alun-alun Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis petang.

"Dirancang melalui dinas pariwisata, kami perlu belajar untuk menghormati betapa hebatnya para leluhur. Mereka sudah memiliki semangat patriotisme sejak dahulu kala," kata Bupati Jember Hendy Siswanto di tengah-tengah kegiatan.

Dalam drama kolosal yang melibatkan ratusan pelajar SD hingga SMA itu, Bupati Jember menjadi raja dan Ketua Tim Penggerak PKK Kasih Fajarini menjadi permaisuri Kerajaan Sadeng dengan menggunakan kostum kerajaan tersebut.

"Cerita tentang Kerajaan Sadeng juga banyak mengajarkan bahwa betapa pentingnya soal persatuan dan kesatuan, khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," tuturnya.

Hendy mengatakan pengorbanan para ksatria yang membela tanah air merupakan bentuk fundamental yang wajib ditiru dan diteladani oleh masyarakat dalam momentum HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia.

"Kami semua memperingati HUT Ke-78 Republik Indonesia. Artinya selama 78 tahun, bangsa Indonesia lepas dari berbagai bentuk penjajahan," katanya.

Ia berharap penampilan drama kolosal itu nantinya dapat menginspirasi, terutama generasi muda bisa lebih memahami kearifan lokal tentang sejarah masa lalu di Kabupaten Jember.

Drama kolosal itu menceritakan latar belakang munculnya konflik antara Kerajaan Majapahit dengan Kerajaan Sadeng yang berada di sebelah timur Jawa Timur, kemudian kerajaan yang berada di Jember itu punya potensi yang luar biasa.

Berbagai bentuk kegiatan yang telah dilakukan Pemkab Jember untuk memeriahkan HUT RI, mulai lomba, pengibaran bendera, sampai penurunan bendera yang seluruhnya merupakan bentuk maupun cara untuk menggelorakan semangat patriotisme kepada masyarakat, terutama generasi muda.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023