Pamekasan - Sebagian nelayan di Pamekasan tidak melaut karena angin kencang yang terjadi tiga hari terakhir ini. Salah seorang nelayan di Desa Kaduara Barat, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Mahmudi, Senin mengatakan, ia sengaja tidak melaut karena khawatir dengan cuaca yang tidak bersahabat. "Lebih baik istirahat dulu daripada nyawa harus menjadi taruhannya," katanya. Tidak hanya Mahmudi, sebagian nelayan payangan lainnya di desa ini juga memilih berhenti sementara melaut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti perahu karam. Asmui, salah seorang juragan nelayan payangan di Dusun Biyan, Desa Kaduara Barat menyatakan, selain karena cuaca memang tidak bersahabat, disaat angin kencang seperti itu hasil tangkapan ikan nelayan juga lebih sedikit. "Kalau musim angin hampir bisa dipastikan hasil tangkapan nelayan sedikit. Makanya teman-teman memilih untuk tidak melaut," katanya. Disamping itu, sambung dia, adanya kabar berita tenggelamnya perahu nelayan di Kepulauan Goagoa di Sumenep juga menjadi salah satu pemicu para nelayan di wilayah itu untuk sementara waktu tidak melaut. "Jadi disamping angin kencang seperti ini, adanya perahu tenggelam di Sumenep itu juga membuat teman-teman ketar-ketir untuk melaut disaat musim angin kencang," ucap Asmui. Warga memanfaatkan waktu tidak melaut ini dengan memperbaiki jaring dan perahu mereka. Sebagian ada pula yang beralih profesi menjadi kuli bangunan hingga menunggu cuaca membaik. Jumlah nelayan di Kabupaten Pamekasan saat ini mencapai 10.964 orang, tersebar di enam wilayah Kecamatan, yakni kecamatan Larangan, Pademawu, Galis, Tlanakan, Pasean, dan Batumarmat. Jumlah nelayan di Pamekasan terbanyak kedua setelah Sumenep yang mencapai 27.476 orang. Sementara di Sampang sebanyak 9.199 orang, dan di Kabupaten Bangkalan sebanyak 2.367 orang.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011