Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berharap para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Pahlawan, Jawa Timur, bisa naik kelas sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat setempat.

"Selain bisa naik kelas, para pelaku UMKM bisa terbebas dari kemiskinan hingga jeratan rentenir dalam menjalankan usaha," kata Eri Cahyadi dalam keterangan di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, jika ingin terus naik kelas maka para pelaku UMKM tidak boleh pantang menyerah dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.

"Ketika UMKM itu naik kelas maka mereka mempekerjakan kembali warga atau tetangga-tetangganya, ini sangat luar biasa," ujar Cak Eri panggilan akrabnya.

Baca juga: Cak Eri: GTT yang jadi PPPK terima gaji penuh pada Juli

Cak Eri berharap UMKM yang naik kelas ini bisa terus didampingi oleh Bank Perkreditan Rakyat Surya Artha Utama (BPR SAU) Surabaya yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemkot Surabaya, salah satunya dalam hal permodalan.

Ia juga memberikan motivasi kepada para pelaku UMKM binaan BPR SAU di Balai Pemuda, Surabaya pada Kamis (10/8). Motivasi itu diberikan oleh Wali Kota Eri Cahyadi saat penyerahan piagam penghargaan kepada para pelaku UMKM yang dinyatakan naik kelas oleh BPR SAU.

Menurut Cak Eri, modal semangat saja tidak cukup tanpa adanya permodalan ketika menjalankan sebuah usaha. Ketika modal sudah didapatkan maka para pelaku UMKM harus bisa mengembangkan usahanya menjadi lebih baik lagi.

Cak Eri sempat menceritakan ketika dirinya berjuang memulai usaha saat duduk di bangku SMA. Saat itu, ia rela berjualan beras dan gula untuk modal biaya pendidikannya. Bahkan, di tahun 1997, saat Cak Eri muda menginjak bangku kuliah, sempat merasakan usaha jual peralatan kesehatan dan kambing.

"Saya mulai dari SMA, tidak pernah orang tua saya bayar biaya sekolah saya. Saya jual beras, jual gula, saya angkut sendiri. Bahkan saat abah saya sakit, tahun 1997 saya jual kambing untuk menutup biaya kuliah," ucapnya.

Maka dari itu, ia berharap para pelaku UMKM di Surabaya tidak setengah-setengah dalam membangun usaha. Agar ke depanya 65 ribu keluarga miskin di Kota Surabaya bisa terlepas dari kemiskinan.

"Akan kami tambah terus, karena ada 65 ribu keluarga miskin yang kami gerakkan semuanya melalui Padat Karya dan UMKM. Semua permodalan kami gerakkan dengan BPR SAU," katanya.

Direktur Utama (Dirut) PT BPR SAU Renny Wulandari menyampaikan BPR SAU bersama Pemerintah Kota Surabaya terus mendorong para pelaku UMKM untuk naik kelas. Saat ini, BPR SAU telah membantu 2.500 pelaku UMKM di Kota Surabaya untuk bangkit dari kemiskinan.

"Dengan adanya program Padat Karya mereka kami beri modal, dan menghasilkan sebuah produk hingga akhirnya menuai penghasilan," kata Renny.

Sementara itu, pelaku UMKM paving binaan BPR SAU, Syaiful Anas mengaku kini ia memiliki penghasilan puluhan juta rupiah per bulan. Warga Tambaksari Surabaya itu mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Eri Cahyadi dan BPR SAU telah membantu dirinya.

"Sebelumnya Kami usaha warung makan, karena COVID-19 kami tutup. Hingga akhirnya mendapatkan bantuan usaha dari Pemkot Surabaya melalui Program Padat Karya Paving," kata Anas.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023