Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa berkekuatan magnitudo 5,0 yang mengguncang wilayah pantai barat daya Maluku Barat Daya akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,82 Lintang Selatan (LS) dan 128,24 Bujur Timur (BT), atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 61 km arah timur laut Maluku Barat Daya, Maluku, pada kedalaman 109 km.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme mendatar-naik (oblique thrust fault)," paparnya.
Ia menambahkan hasil pemodelan juga menunjukkan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Menurut dia, gempa yang terjadi pada Selasa, pukul 19.13.39 WIB itu menimbulkan guncangan di daerah Damer, Maluku Barat Daya, dengan skala intensitas III MMI (Modified Mercally Intensity), artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Gempa itu juga dirasakan di daerah Moa Lakor, Maluku Barat Daya, dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.
Hingga pukul 19.25 WIB, kata dia, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,82 Lintang Selatan (LS) dan 128,24 Bujur Timur (BT), atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 61 km arah timur laut Maluku Barat Daya, Maluku, pada kedalaman 109 km.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme mendatar-naik (oblique thrust fault)," paparnya.
Ia menambahkan hasil pemodelan juga menunjukkan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Menurut dia, gempa yang terjadi pada Selasa, pukul 19.13.39 WIB itu menimbulkan guncangan di daerah Damer, Maluku Barat Daya, dengan skala intensitas III MMI (Modified Mercally Intensity), artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Gempa itu juga dirasakan di daerah Moa Lakor, Maluku Barat Daya, dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.
Hingga pukul 19.25 WIB, kata dia, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023