Bojonegoro - Pengerjaan pembangunan Bendung Gerak Bengawan Solo di Desa Padang, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro, Jawa Timur, untuk mengatasi kekeringan di Bojonegoro dan Blora, Jarteng, hampir rampung atau sudah mencapai 86 persen.
"Pembangunan bendung gerak sudah hampir rampung, dari laporan yang kami terima sudah mencapai 86 persen, sesuai jadwal 2012 rampung, " kata Staf Ahli Bupati Bojonegoro Bidang Pembangunan, Tedjo Sukmo, Senin.
Ia mengatakan, tahap pekerjaan yang sedang berjalan yakni pengurukan sungai lama yang lokasinya berdekatan dengan Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu. Selain itu, pengerjaan proyek lainnya, berupa pembangunan plengsengan di sepanjang saluran baru yang ditempat lokasi pintu bendung gerak.
Diperkirakan, pengerjaan pembangunan plesengan tersebut dalam waktu dekat ini, juga rampung. Termasuk, pengerjaan pembangunan jembatan yang melintas di sekitar lokasi bendung, hanya tinggal tersisa 100 meter.
"Dengan rampungnya jembatan di lokasi bendung, sudah bisa dimanfaatkan warga untuk melintas, tapi khusus kendaraan roda dua," katanya menjelaskan.
Menurut dia, Bendung Gerak Padang yang dibangun sejak 5 Mei 2009 dengan dana Bank Dunia sebesar Rp360 miliar, memiliki bentangan 1.841,752 meter. Bendung tersebut, mampu menampung air sebanyak 13 juta meter kubik dari daerah tangkapan air seluas 12,467 km2.
Manfaat bendung, antara lain mampu mencukupi kebutuhan air irigasi pertanian dengan debit 5.850 liter/detik di Kabupaten Blora, Jateng, seluas 665 hektare dan 4.949 hektare di Bojonegoro.
"Sistimnya dengan cara disedot dengan pompa air dan disalurkan melalui saluran," katanya menjelaskan.
Ia menjelaskan, mengatasi kekeringan di daerah Bojonegoro, di rencanakan juga dibangun Bendung Gerak Karangnongko, di Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro dan Desa Ngrawoh, Kecamatan Kradenan, Blora, Jateng.
Hanya saja, Tedjo mengaku, tidak tahu pasti kapan Bendung Karangnongko, mulai dibangun. "Bendung Karangnongko, tampungan airnya lebih besar dibandingkan Bendung Gerak Padang, biaya pembangunan mencapai Rp400 miliar," katanya mengungkapkan.
Dari keterangan yang diperoleh, pada awal tahun 2009 tahapan sosialisasi amdal pembangunan bendung gerak tersebut dikerjakan. Direncanakan, daerah tangkapan air Bendung Gerak Karangnongko seluas 10.035 kilometer persegi dengan daya tampung 90 juta meter kubik.
Lebih lanjut dijelaskan, keberadaan Bendung Gerak Karangnongko tersebut, bisa mengatasi kekeringan yang terjadi di wilayah selatan Bojonegoro. Caranya, dengan mengalirkan air yang ditampung melalui tanah "solo vallei werken", sepanjang 76 kilometer mulai Kecamatan Margomulyo, hingga Kecamatan Baureno, di perbatasan Babat, Lamongan.
"Proyek itu langsung ditangani Balai Besar Bengawan Solo," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011