Sumenep - Pelemparan bom rakitan yang dilakukan Luddin terhadap Murjadin, keduanya warga Desa Payudan Dundang, Kecamatan Guluk Guluk, Kabupaten Sumenep, Sabtu diduga dilatarbelakangi isu santet. "Informasi yang dihimpun anggota kami di lapangan, aksi pelemparan bom rakitan yang dilakukan Luddin kepada Murjadin yang masih tetangganya itu, memang diduga dipicu isu santet," kata Kepala Kepolisian Resor Sumenep AKBP Susanto. Informasinya, salah sorang cucu Luddin yang berinisial LL meninggal dunia. Luddin mengganggap meninggalnya LL itu akibat disantet oleh anak Murjadin yang berinisial HLL. Luddin mendatangi Murjadin sekitar pukul 12.30 WIB dan memintanya mendatangkan anaknya, HLL, ke rumahnya. Saat itu, Luddin menyandera Murjadin sambil mengancam akan melemparkan bom rakitan yang dipegangnya. Personel gabungan Polsek Guluk Guluk dan Polres Sumenep yang tiba di lokasi untuk menenangkan Luddin, gagal. Bahkan, Luddin mengancam akan melempar benda yang bisa disebut bondet itu kepada sejumlah polisi, jika polisi tidak mundur. "Ketika itu, Luddin tiba-tiba langsung melemparkan bondet yang dipegangnya kepada Murjadin. Aksi lempar bondet yang dilakukan Luddin kepada Murjadin terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Kejadiannya berlangsung cepat," kata Susanto, menerangkan. Akibat lemparan bondet tersebut, Murjadin mengalami luka pada bagian tangan dan kakinya. Polisi langsung membawa Murjadin ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Moh Anwar Sumenep untuk mendapat perawatan medis. Polisi juga langsung menangkap Luddin dan membawanya ke Mapolres Sumenep untuk diproses hukum. "Kami akan memeriksa Luddin untuk mengetahui asal-muasal bahan untuk membuat bondet yang dipegangnya tersebut. Anggota kami juga masih di lapangan untuk mencari informasi yang sebenarnya tentang latar belakang Luddin melempar bondet kepada Murjadin," kata Susanto, mengungkapkan.

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011