Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur Anwar Sadad mendorong orang tua dan guru menjadikan peringatan "Hari Anak Nasional 2023" untuk meningkatkan kepekaan pengawasan pada asupan informasi dari dunia digital.
"Bagaimana anak-anak bisa berkembang sesuai dengan usianya, mereka mendapatkan ilmu pengetahuan, sains, maupun teknologi dari beragam sumber, tetapi hal-hal yang tidak sesuai harus difilter," kata Sadad di lobi gedung DPRD Jawa Timur di Surabaya, Minggu.
Menurut dia, tumbuh kembang seorang anak di masa saat ini tak bisa dilepaskan dari keberadaan dunia digital. Namun harus dibarengi dengan upaya pengawasan konsumsi informasi yang tak boleh longgar.
Lebih lanjut, pengawasan atau proteksi itu dimaksudkan agar anak-anak bisa mendapatkan informasi sesuai dengan usianya.
Dia khawatir ketika tak ada batasan yang diterapkan oleh orang tua maupun guru, seorang anak akan kehilangan figur tauladan pada hidupnya. Hal itu bisa berdampak pada perkembangan pola pikir dan sikap anak dalam menyikapi dan menghadapi suatu persoalan.
"Dibandingkan dengan masa-masa yang lalu, kalau sekarang era teknologi informasi bahkan mungkin berlebihan, meluber-luber," ucapnya.
Sadad menyebut kemudahan akses informasi karena perkembangan dunia digital saat ini merupakan tantangan berat bagi orang tua dan guru, sebab arus informasi di era modern ini sudah tak bisa lagi bendung.
Menurutnya situasi tersebut merupakan tantangan sulit yang harus dihadapi dengan serius oleh orang tua dan guru, demi memunculkan generasi bangsa unggulan.
"Di momentum hari anak nasional saya berharap para orang tua dan pendidikan atau guru menyadari itu," kata dia.
Oleh karenanya, Sadad kembali mengingatkan peringatan "Hari Anak Nasional 2023" merupakan momentum membangun kesadaran dalam pola pengawasan penggunaan gawai dan penerimaan informasi bagi anak.
"Anak harus dilindungi dari pandangan dan pikiran negatif yang datang dari akses modernisasi tidak bisa dibendung," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Bagaimana anak-anak bisa berkembang sesuai dengan usianya, mereka mendapatkan ilmu pengetahuan, sains, maupun teknologi dari beragam sumber, tetapi hal-hal yang tidak sesuai harus difilter," kata Sadad di lobi gedung DPRD Jawa Timur di Surabaya, Minggu.
Menurut dia, tumbuh kembang seorang anak di masa saat ini tak bisa dilepaskan dari keberadaan dunia digital. Namun harus dibarengi dengan upaya pengawasan konsumsi informasi yang tak boleh longgar.
Lebih lanjut, pengawasan atau proteksi itu dimaksudkan agar anak-anak bisa mendapatkan informasi sesuai dengan usianya.
Dia khawatir ketika tak ada batasan yang diterapkan oleh orang tua maupun guru, seorang anak akan kehilangan figur tauladan pada hidupnya. Hal itu bisa berdampak pada perkembangan pola pikir dan sikap anak dalam menyikapi dan menghadapi suatu persoalan.
"Dibandingkan dengan masa-masa yang lalu, kalau sekarang era teknologi informasi bahkan mungkin berlebihan, meluber-luber," ucapnya.
Sadad menyebut kemudahan akses informasi karena perkembangan dunia digital saat ini merupakan tantangan berat bagi orang tua dan guru, sebab arus informasi di era modern ini sudah tak bisa lagi bendung.
Menurutnya situasi tersebut merupakan tantangan sulit yang harus dihadapi dengan serius oleh orang tua dan guru, demi memunculkan generasi bangsa unggulan.
"Di momentum hari anak nasional saya berharap para orang tua dan pendidikan atau guru menyadari itu," kata dia.
Oleh karenanya, Sadad kembali mengingatkan peringatan "Hari Anak Nasional 2023" merupakan momentum membangun kesadaran dalam pola pengawasan penggunaan gawai dan penerimaan informasi bagi anak.
"Anak harus dilindungi dari pandangan dan pikiran negatif yang datang dari akses modernisasi tidak bisa dibendung," kata dia.
Editor : Fiqih Arfani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023