Program pemberian bantuan beasiswa mahasiswa (BBM) di Kota Madiun, Jawa Timur terus bergulir. Karena terbukti sangat bermanfaat, maka Wali Kota Madiun Maidi menambah jumlah penerima BBM tersebut.
Sejak dimulai di tahun 2019, program bantuan pendidikan tersebut telah menyasar 1.000 mahasiswa warga Kota Madiun yang diutamakan dari warga kurang mampu.
"Sampai hari ini jumlahnya ada 1.000 mahasiswa. Setiap tahun lulus 250 anak, jadi kita tambah lagi 250 penerima. BBM yang kita berikan mencapai Rp36 juta selama empat tahun atau sampai lulus," ujar Wali Kota Maidi seusai kegiatan doa bersama dengan 1.000 penerima BBM dan 205 guru PPPK Dinas Pendidikan Kota Madiun di Pahlawan Religi Center (PRC), Jumat (21/7/2023).
Wali Kota mengatakan, program sudah berjalan selama empat tahun terakhir. Tiap tahunnya, ada 250 mahasiswa yang dibiayai Pemkot Madiun untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta (PTN-PTS) dalam kota, maupun luar Kota Madiun.
Dalam evaluasinya, program tersebut berjalan cukup berhasil. Bahkan, mereka menempuh pendidikan tepat waktu selama empat tahun dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) yang diperoleh cukup tinggi di atas 3.00.
Ia menegaskan, pemkot tak asal memberikan BBM. Namun ada seleksi yang harus dijalani. Di antaranya diprioritaskan bagi anak yatim, maupun yatim-piatu. Lalu masuk dalam daftar terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), serta anak yang dibiayai pemkot benar-benar serius dan memiliki komitmen menempuh pendidikan tinggi.
"Tujuan dari program ini salah satunya untuk mencetak generasi emas di tahun 2045. Program ini juga untuk memfasilitasi warga Kota Madiun kurang mampu yang ingin menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi," katanya.
Tak sedikit mereka yang menerima mampu diterima di perguruan tinggi terkemuka. Di antaranya, UI, UGM, Unair, Universitas Brawijaya, hingga Universitas Diponegoro.
"Semua warga memiliki hak pendidikan yang sama. Tidak ada biaya bukan berarti tidak bisa melanjutkan pendidikan tinggi. Saat sudah dapat beasiswa, jangan sampai putus di tengah jalan. Dan sampai hari ini, alhamdulillah tidak ada yang drop out (DO)," katanya.
Seperti diketahui, program BBM berlaku bagi mahasiswa dengan masa studi maksimal empat tahun (8 semester). Jika molor, bantuan secara otomatis dihentikan selanjutnya, mahasiswa membiayai studi secara mandiri.
Terkait nominal, mahasiswa di luar kota mendapat Rp9 juta satu tahun atau dua semester. Sedangkan mahasiswa di Kota Madiun Rp6 juta per tahun, baik di PTN maupun PTS.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Sejak dimulai di tahun 2019, program bantuan pendidikan tersebut telah menyasar 1.000 mahasiswa warga Kota Madiun yang diutamakan dari warga kurang mampu.
"Sampai hari ini jumlahnya ada 1.000 mahasiswa. Setiap tahun lulus 250 anak, jadi kita tambah lagi 250 penerima. BBM yang kita berikan mencapai Rp36 juta selama empat tahun atau sampai lulus," ujar Wali Kota Maidi seusai kegiatan doa bersama dengan 1.000 penerima BBM dan 205 guru PPPK Dinas Pendidikan Kota Madiun di Pahlawan Religi Center (PRC), Jumat (21/7/2023).
Wali Kota mengatakan, program sudah berjalan selama empat tahun terakhir. Tiap tahunnya, ada 250 mahasiswa yang dibiayai Pemkot Madiun untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta (PTN-PTS) dalam kota, maupun luar Kota Madiun.
Dalam evaluasinya, program tersebut berjalan cukup berhasil. Bahkan, mereka menempuh pendidikan tepat waktu selama empat tahun dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) yang diperoleh cukup tinggi di atas 3.00.
Ia menegaskan, pemkot tak asal memberikan BBM. Namun ada seleksi yang harus dijalani. Di antaranya diprioritaskan bagi anak yatim, maupun yatim-piatu. Lalu masuk dalam daftar terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), serta anak yang dibiayai pemkot benar-benar serius dan memiliki komitmen menempuh pendidikan tinggi.
"Tujuan dari program ini salah satunya untuk mencetak generasi emas di tahun 2045. Program ini juga untuk memfasilitasi warga Kota Madiun kurang mampu yang ingin menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi," katanya.
Tak sedikit mereka yang menerima mampu diterima di perguruan tinggi terkemuka. Di antaranya, UI, UGM, Unair, Universitas Brawijaya, hingga Universitas Diponegoro.
"Semua warga memiliki hak pendidikan yang sama. Tidak ada biaya bukan berarti tidak bisa melanjutkan pendidikan tinggi. Saat sudah dapat beasiswa, jangan sampai putus di tengah jalan. Dan sampai hari ini, alhamdulillah tidak ada yang drop out (DO)," katanya.
Seperti diketahui, program BBM berlaku bagi mahasiswa dengan masa studi maksimal empat tahun (8 semester). Jika molor, bantuan secara otomatis dihentikan selanjutnya, mahasiswa membiayai studi secara mandiri.
Terkait nominal, mahasiswa di luar kota mendapat Rp9 juta satu tahun atau dua semester. Sedangkan mahasiswa di Kota Madiun Rp6 juta per tahun, baik di PTN maupun PTS.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023