Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menilai jumlah 68.822.389 generasi milenial yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilihan Umum 2024 menghadirkan tantangan bagi para peserta ajang lima tahunan.

"Bisa dipastikan swing voters and undecided voters akan tetap tinggi hingga H-1 pelaksanaan," ujar Surokhim kepada ANTARA melalui pesan daring, Rabu.

Surokim juga menyebut para peserta pemilu atau dalam hal ini partai politik membutuhkan usaha ekstra untuk meraup suara para pemilih dari generasi milenial.

Perebutan suara milenial oleh partai partai politik diprediksinya juga akan berjalan dengan intensitas tinggi dan memunculkan dinamika politik yang beragam.

"Generasi milenial itu dominan di 2024 dan akan menentukan kemenangan," ucap Wakil Rektor UTM tersebut.

Keberadaan bakal calon legislatif maupun bakal calon presiden yang memiliki semangat anak muda dirasanya belum mampu menjadi senjata tunggal menarik perhatian dan minat milenial.

Karenanya, lanjut dia, partai politik diharuskan memahami pola komunikasi generasi milenial, sekaligus dengan tren isu yang berkembang.

"Tidak hanya urusan semangat muda, tetapi harus memiliki identifikasi habit dan juga kultur pada kalangan milenial," ucap dia.

Dia pun kembali menyatakan bahwa Pemilu 2024 merupakan ajang penuh tantangan dengan keberadaan 68.822.389 generasi milenial di dalam DPT.

"Menantang karena butuh pendekatan baru dan kerja politik tidak bisa berjalan secara instan," katanya.

Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia telah mengumumkan 204.807.222 DPT untuk Pemilu 2024 dan dari jumlah tersebut sebanyak 68.822.389 DPT merupakan generasi milenial atau sebesar 33 persen.

Kemudian, di posisi kedua terdapat generasi X dengan 57.486.482 orang atau 28,07 persen, generasi Z dengan 46.800.161 orang atau 22,85 persen, baby boomer 28.127.340 orang atau 13,73 persen, dan pre-boomer 3.570.850 orang atau 1,74 persen.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023