Pemerintah Kabupaten Pamekasan membuat sumur bor di sejumlah titik di daerah rawan kekeringan guna mengatasi kelangkaan air bersih saat kemarau seperti sekarang ini.

"Pengeboran kali ini di delapan kecamatan dengan nilai total anggaran Rp4,3 miliar lebih," kata Kepala Bidang (Kabid) Kawasan Permukiman pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemkab Pamekasan Andriyani di Pamekasan, Jawa Timur, Senin.

Ia menjelaskan pengeboran pada sistem penyediaan air minum (SPAM) dibagi dalam delapan paket proyek sehingga mekanisme pengerjaan dengan penunjukan langsung.

"Awal bulan ini mulai kami garap, sehingga pada akhir bulan, air bisa dimanfaatkan oleh masyarakat setempat," ujarnya.

Menurut Andriyani, pengeboran air bersih ini tersebar di delapan kecamatan, masing-masing, Kecamatan Kadur, Pegantenan, Palengaan, Pamekasan, Tlanakan, Larangan, Pademawu, dan Kecamatan Galis.

"Selain karena memang termasuk kecamatan yang mengalami kekurangan air bersih saat kemarau, delapan kecamatan ini menjadi sasaran program SPAM karena juga menjadi lokus kasus stunting, agar suplai air bersih di sana bisa terpenuhi dengan baik," tutur dia.

Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan merilis, jumlah daerah rawan kekeringan dan kekurangan air bersih di Kabupaten Pamekasan saat kemarau tersebar di 321 dusun dan 72 desa di sembilan kecamatan, terdiri dari dua jenis kekeringan, yakni kering kritis dan kering langka.

Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.

Sementara yang dimaksud dengan kering langka, kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter saja per orang, per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat, sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.

Sebanyak 47 desa mengalami kekeringan langka, sedang sisanya mengalami kekeringan kritis.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023