Madiun - Sebanyak 442 gedung sekolah dasar di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dalam keadaan rusak dan perlu perbaikan atau renovasi. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Suhardi, Jumat mengatakan, dari 442 gedung sekolah dasar yang rusak tersebut, sebanyak 601 ruang di antaranya dalam kondisi rusak parah, 500 ruang dalam kondisi rusak sedang, dan 238 ruang di antaranya dalam kondisi rusak ringan. "Sekolah dasar yang rusak-rusak tersebut rata-rata adalah bangunan SD Inpres yang dibangun sekitar tahun 1970-an. Sehingga kerusakan bangunannya saat ini terjadi secara serentak atau hampir bersamaan antara satu bangunan sekolah yang satu dengan lainnya," ujar dia kepada wartawan. Guna mengatasi kerusakan gedung sekolah tersebut, pihaknya mengaku akan merenovasi secara bertahap. Pada akhir tahun 2011, sebanyak 200 ruang sekolah yang rusak parah direncanakan akan direnovasi. Dana perbaikan bagi sekolah-sekolah rusak tersebut selain berasal dari APBD setempat, juga berasal dari bantuan Pemerintah Pusat. Pihaknya sudah mengajukan anggaran perbaikan sekolah rusak sebesar Rp90 miliar kepada Pemerintah Pusat. Ia berharap usulan itu dikabulkan supaya perbaikan sekolah tidak tertunda. "Jika hanya mengandalkan keuangan dari Pemkab Madiun, tentu saja tidak akan mencukupi. Pemkab Madiun tidak memiliki cukup dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah," ucap Suhardi. Menanggapi robohnya atap ruang guru Sekolah Dasar Negeri Kwangsen 2 di Desa Kwangsen, Kecamatan Jiwan, pada Kamis (8/9), Suhardi mengaku sekolah dasar tersebut sebetulnya telah masuk dalam daftar prioritas untuk direnovasi pada tahun ini. "SDN Kwangsen 2 sudah masuk daftar renovasi pada tahun ini. Hanya saja perbaikannya belum dapat dilakukan karena terkendala petunjuk pelaksanaan dan tertulis. Sehingga dana untuk perbaikan tersebut masuk dalam sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) 2011," ucapnya. Atap ruang guru SDN Kwangsen 2, di Desa Kwangsen, Kecamatan Jiwan, tiba-tiba roboh hingga nyaris melukai sejumlah guru, pada Kamis (8/9). Beruntung, dua orang guru dan seorang pensiunan guru sekolah setempat yang berada di ruang tersebut, berhasil menyelamatkan diri hingga tidak tertimpa kuda-kuda atap bangunan yang roboh. "Selain ruang guru, ruang kelas V sekolah setempat juga nyaris roboh, sehingga untuk sementara dikosongkan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Kepala SDN Kwangsen 2, Nur Wahyudi. Untuk kelancaran proses belajar-mengajar, kelas I akan digabung ruangannya dengan kelas III. Kemudian kelas II akan belajar di kelas darurat, musala, sedangkan kelas V akan menempati ruang kelas III yang telah digabung. Dan kelas IV dan VI tetap di ruangannya. Jumlah total siswa di SDN Kwangsen 2 sebanyak 118 anak.

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011