Kabul (ANTARA/AFP) - Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mengakui, Kamis, salah seorang prajuritnya menembak mati wartawan lokal yang bekerja untuk BBC di Afghanistan pada Juli. Menurut ISAF, prajurit itu salah mengira Ahmed Omed Khpulwak (25) sebagai gerilyawan dan menembaknya karena berpikir ia akan meledakkan rompi bom. Khpulwak adalah salah satu dari 21 orang yang tewas selama bentrokan lima jam pada 28 Juli yang meletus ketika gerilyawan meledakkan bom mobil di luar kantor seorang pejabat di Trinkot, ibu kota provinsi Uruzgan, Afghanistan selatan. "Setelah penyelidikan menyeluruh, ditetapkan bahwa wartawan itu tewas dalam kasus salah kira identitas," kata ISAF. "Tuan Khpulwak ditembak oleh seorang anggota ISAF yang meyakini bahwa ia seorang gerilyawan yang menimbulkan ancaman dan akan meledakkan rompi bom rakitan," katanya. Aliansi itu menambahkan, prajurit yang bersangkutan telah "mematuhi undang-undang konflik bersenjata dan aturan perang dan bertindak secara beralasan sesuai dengan keadaan". Pasukan asing sering dituduh membunuh warga sipil dalam operasi mereka di Afghanistan -- satu masalah sangat kontroversial yang menjadi perselisihan antara pasukan asing dan Presiden Hamid Karzai serta warga sipil Afghanistan. Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil. Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org. Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya. Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot. Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut. Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011