Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyebut unit Walang Kadung yang dimiliki Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan setempat cukup efektif dalam upaya pemadaman kebakaran di kawasan perkampungan Kota Pahlawan, Jawa Timur.

"Kenapa namanya Walang Kadung? Karena kami berharap unit ini bisa lincah bergerak ke sana dan kemari ketika ada insiden kebakaran," kata Asisten II Pemkot Surabaya Irvan Widyanto dalam keterangannya di Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Senin.

Ia mengatakan Walang Kadung ini adalah salah satu unit andalan yang dimiliki Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, yang menggunakan empat sepeda motor modifikasi berkapasitas 250 cc.

Selain itu dilengkapi pula dengan high pressure portable system yaitu panjang selang 15 meter, dua tangki air plus foam masing-masing berkapasitas 25 liter, dua tabung propelent berkapasitas enam liter dengan kemampuan tekan 300 bar dan kemampuan semprot jet 15 meter.

Baca juga: Tim Walang Kadung jadi garda terdepan pemadam kebakaran di Surabaya

Para pengendara dilengkapi helm yang didesain khusus dan terkoneksi dengan alat komunikasi HT (Handy Talky), sehingga petugas yang mengendarai motor Walang Kadung itu sudah siap dengan seragam safety pemadam.

Dengan alat tersebut maka para pengemudi bisa fokus berkendara sembari melakukan koordinasi melalui alat komunikasi dari helm itu.

Bahkan Walang Kadung ini juga dilengkapi sirene yang sama persis dengan mobil PMK. Harapannya, kata dia, masyarakat dapat mengambil posisi ke pinggir apabila mendengar suara sirene ini, sehingga tim ini lebih cepat sampai ke lokasi kebakaran.

Irvan mengatakan pada unit itu sudah dilengkapi pemadaman sementara, sehingga kalau ada kebakaran dan kebetulan unit-unit besar tidak bisa masuk gang, maka unit ini yang akan masuk ke gang-gang itu untuk memadamkan api.

"Ini sudah terbukti sangat membantu dalam pemadaman kebakaran di Surabaya," katanya.

Apabila tidak ada kebakaran, tim ini biasanya rutin melakukan sosialisasi bahaya kebakaran dan sosialisasi cara pemadaman kebakaran, yang dilakukan setiap hari ke perkampungan warga.


 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023