Trenggalek - Puluhan penerjun payung TNI AU dari Batalyon 464 Lanud Abdurrahman Saleh, Malang, ikut meramaikan peringatan hari jadi ke-817 Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, di Stadion Menak Sopal Kelutan. "Total penerjun yang kami datangkan ke Trenggalek berjumlah 23 personel dari Batalyon 464 Lanud Abdurrahman Saleh di bawah pimpinan Lettu John Siregar," kata Koordinator Lapangan, Mayor Sunaryo, Kamis. Atraksi anggota TNI AU tersebut diawali dengan menerjunkan sepuluh personel yang diangkut menggunakan pesawat jenis Hercules-1303 dari ketingian 7.500 fit (2.500 meter). Setelah sepuluh penerjun sukses mendarat di dalam stadion, pesawat yang dipiloti Letkol Pnb Arifin tersebut kembali menerjunkan 13 personelnya. Pada gelombang kedua ini, beberapa penerjun tampak beratraksi sambil membawa bendera merah putih dan spanduk Hari Jadi Trenggalek. "Hari ini kami melakukan tiga atraksi, yakni terjun payung, 'lowpass' (pesawat terbang rendah), dan aero modeling (pesawat remote control)," kata perwira dengan satu mawar di pundaknya itu. Pesawat jenis angkut tersebut terbang rendah di atas langit Stadion Menak Sopal sebanyak tiga kali sambil mengucapkan "Selamat Hari Jadi Kabupaten Trenggalek." Saat saat atraksi "lowpass" (terbang rendah) tersebut, beberapa warga tampak ketakutan. "Kaget banget, karena pesawatnya benar-benar terbang rendah di atas kepala ini," kata salah satu penonton, Mualifah. Acara ditutup dengan pertunjukkan "aero modeling" milik TNI AU, namun saat melakukan beberapa kali atraksi, pesawat "remote control" tersebut terjatuh dan mengalami kerusakan sehingga tidak bisa diterbangkan lagi. Meski demikian, lanjut Sunaryo, acara yang juga didukung oleh Lanud Iswahyudi Madiun tersebut berjalan dengan lancar, bahkan antusiasme masyarakat yang hadir di stadion lebih dari yang diperkirakan. "Alhamdulillah, semua berjalan dengan lancar. Itu menunjukkan bahwa masyarakat Trenggalek memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap dunia kedirgantaraan," ucapnya sambil tersenyum. Di sisi lain, adanya kegiatan terjun payung tersebut membuat pengusaha di sekitar lokasi pelaksanaan kalang kabut, karena aliran listrik dipadamkan selama kegiatan berlangsung. "Menarik sih, tapi dampaknya listrik jadi dipadamkan. Ya, kami menjadi sedikit repot karena otomatis (usaha) warnet juga ikut berhenti," keluh salah satu pengusaha warnet di Kelurahan Kelutan, Wahyu.

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011