Ini negeri antah barantah, negeri yang pemimpinnya mementingkan diri sendiri (dan kroninya), sedangkan rakyatnya justru mengorbankan kepentingan diri sendiri (dan keluarganya). Lihatlah rakyat dari republik itu mengorbankan diri sendiri dan keluarganya dengan begitu tenangnya di jalanan beraspal saat mudik Lebaran. Seolah tanpa berpikir, sejumlah pemudik dengan sepeda motor tampak membonceng anaknya tanpa helm, tanpa jaket penutup tubuh, dan bahkan anaknya terkadang tertidur di kemudi motor... Mereka menjadikan anaknya sebagai "tameng" kecelakaan !! Sst... itu bukan cuma karya fiksi dari negeri antah barantah seperti disebut di awal, tapi itu juga data resmi dari rute jalur pendek di Mojokerto-Surabaya (Jawa Timur). Dan, bila terjadi kecelakaan, maka hal itu bukan musibah yang tidak disengaja. Itulah "human error" (kesalahan manusia) yang sebenarnya. Tepatnya, itulah : human "pemudik" error...! "Ya, faktor penyebabnya didominasi oleh faktor Human Error," ucap petinggi Humas di Kepolisian Daerah (Polda) Jatim, Kombes Pol Rachmat Mulyana (1/9/2011). Tidak tanggung-tanggung, faktor Human "Pemudik" Error itu di Jawa Timur saat mudik Lebaran mulai "H-7" (24/8/2011) hingga "H+7" (7/9/2011) itu menyebabkan 94 jiwa yang melayang atau tewas di jalanan beraspal dengan sia-sia. "Laporan yang masuk mencatat 663 kasus kecelakaan lalu lintas sejak H-7 hingga H+7 dengan 588 kasus kecelakaan dialami pemudik dengan sepeda motor," kata staf RTMC Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim, Kompol Made Agus. Ke-663 kasus kecelakaan sebanyak itu mengakibatkan korban meninggal dunia sebanyak 94 jiwa, korban luka berat sebanyak 129 jiwa, korban luka ringan sebanyak 504 jiwa, dan kerugian materil sejumlah Rp1,97 miliar lebih. "Data itu didominasi pemudik dengan sepeda motor sebanyak 588 kasus kecelakaan, sedangkan kecelakaan yang melibatkan bus 23 kasus, dan sisanya melibatkan MPU dan mobil barang," ungkapnya. Secara nasional, data itu juga dibenarkan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo saat memantau arus balik di Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) dan akses Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) pada 3 September 2011. "Ya, ada peningkatan angka kecelakaan tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. Secara keseluruhan, pelaksanaan arus mudik tahun ini berlangsung dengan lancar, tapi angka kecelakaan lalu lintas cenderung meningkat," akunya. Pada tahun lalu (2010), jumlah kecelakaan lalu lintas saat mudik Lebaran (H+3) hanya tercatat sebanyak 2.246 kejadian kecelakaan lalu lintas dengan korban yang meninggal dunia sebanyak 539 orang, luka berat sebanyak 660 orang dan luka ringan sebanyak 1.283 orang. Untuk tahun ini (2011), data yang dirilis Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Mabes Polri selama arus mudik Lebaran sejak (H-7) hingga hari H atau 31 Agustus 2011 mencatat jumlah kecelakaan lalu lintas sebanyak 2.998 kejadian dengan korban meninggal sebanyak 490 orang, korban luka berat 811 orang, dan korban luka ringan sebanyak 2.027 orang. "Meski secara kuantitas angka kecelakaan lalu lintas lebih banyak atau meningkat 752 kasus, tetapi secara kualitas lebih sedikit, sebab berdasarkan korban meninggal dunia, yakni sebanyak 490 jiwa tahun ini, sedangkan tahun lalu mencapai 593 korban jiwa," kilahnya. Boleh jadi, data kualitas ada penurunan, tapi 490 jiwa manusia tentu bukan jumlah yang akan selesai hanya dengan : Minal Aidzin wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin....! Tidak ! (Ini negeri antah barantah, negeri dimana harga kesadaran masih mahal, harga kedisiplinan, keselamatan, kepedulian, keberpihakan, kehormatan, kebijakan, kemanusiaan, dan semacamnya juga masih errorrrrr....). (edyyakub@yahoo.com)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011