PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim menerapkan sistem manajemen performa berbasis proses bisnis sebagai strategi meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM).

SEVP Corporate Transformation Bank Jatim Budi Sumarsono mengatakan sistem manajemen performa itu diterapkan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan terbaik yang dijaring dari universitas di Jawa Timur maupun luar daerah.

"Pendidikan dan pelatihannya melalui performance management yang efektif agar mereka bisa menjadi partner konsultan bagi nasabah Bank Jatim," kata Budi melalui keterangan resmi, Sabtu.

Sistem pelatihan yang dibentuk Bank Jatim tidak hanya diterapkan di dalam negeri saja, namun hingga ke luar negeri.

"Di samping itu, Bank Jatim juga memiliki budaya yang mewajibkan semua leaders di unit kerja sebagai role model bagi seluruh entitas perusahaan," ujarnya.

Selama menjalani pelatihan dan pendidikan, manajemen bakal melakukan penilaian. Kemudian, hasilnya akan dijadikan sebagai dasar pemberian remunerasi bagi karyawan.

Bagi karyawan yang penilaiannya melebihi target, maka mereka akan mendapatkan insentif.

"Dalam rangka transformasi digital, Bank Jatim telah memiliki aplikasi e-Human Capital (EHC) yang bisa diakses seluruh karyawan selama 24 jam. Melalui EHC, karyawan bisa mendapatkan informasi data kepegawaian, layanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, e-kuesioner, dan lain-lain," kata dia.

Di sisi lain, manajemen akan melakukan penindakan tegas pada setiap karyawan yang terbukti melakukan pelanggaran.

"Hal itu akan berpengaruh terhadap penilaian kinerja (KPI), remunerasi, dan karirnya," ujarnya.

Sementara, tenaga setiap karyawan dilibatkan dalam beragam kegiatan internal maupun eksternal, salah satunya sebagai moderator dan narasumber seminar serta kompetisi olahraga hingga kesenian dalam kegiatan "work-life balance".

"Bank Jatim memberikan kesempatan kepada karyawan untuk belajar berbagai ilmu, baik secara daring maupun luring. Karyawan pun diberi kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi," ujar Budi.

Penerapan sistem manajemen performa memunculkan tingkat kepuasan karyawan. Berdasarkan survei Employee Engagement tahun 2022, sebanyak 99,8 persen karyawan merasa sejalan dengan tujuan perusahaan, sehingga pekerja siap untuk memberikan kinerja terbaiknya.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023