Asisten Pelatih Tunggal Putra Harry Hartono mengungkapkan faktor kekalahan Jonatan Christie pada babak pertama Singapore Open disebabkan kesalahan strategi hingga bermain kurang agresif.
Harry menilai penampilan Jonatan, Selasa, kurang maksimal dan tidak berani mengambil keputusan tepat saat di lapangan.
"Dengan shuttlecock yang berkarakter relatif cepat, sebenarnya dia harus bisa bermain lebih agresif dan menguasai permainan depan. Dengan strategi ini, pola menyerangnya akan keluar dan ada peluang menang lebih terbuka," kata Harry dalam pesan resmi PP PBSI di Jakarta, Rabu.
Dalam babak 32 besar, Jonatan tunduk dua gim langsung dari pebulu tangkis China Shi Yu Qi. Unggulan keenam itu pun menyudahi pertandingan dengan skor 19-21, 12-21.
Setelah pertandingan, Jonatan mengaku banyak melakukan kesalahan sendiri yang akhirnya membuatnya tidak tenang dalam mengontrol pukulan.
Baca juga: Singapore Open: Timnas bulu tangkis Ingin ulangi prestasi positif
Harry menyayangkan sikap anak asuhnya yang ragu-ragu. Padahal keputusan yang ragu-ragu pada level pemain seperti Jonatan, bisa menjadi kendala yang menyulitkan saat bertemu lawan dengan kemampuan setara.
"Padahal di levelnya Jojo, setiap pemain yang ragu sedikit dalam mengambil keputusan itu bakal menyulitkan diri sendiri dan sebaliknya akan sangat menguntungkan lawan," Harry menjelaskan.
Harry menyadari bahwa Jonatan sangat kecewa dengan kekalahannya kemarin, oleh sebab itu ia mencoba membesarkan hari atlet yang ia tukangi dan menerima kekalahan tersebut.
Sebagai pelatih, Harry berusaha mendorong Jonatan agar kembali fokus untuk bersiap ke Indonesia Open pekan depan.
Harry optimistis Jonatan bisa tampil lebih baik di Istora Senayan karena punya modal kualitas permainan level atas. Ia pun meminta Jonatan untuk segera melupakan kekalahannya di Singapura dan fokus persiapan Indonesia Open.
"Apalagi, persiapannya, juga oke. Fisik dan tekniknya sudah siap. Semoga saja hasil buruk ini tidak mengganggu fokus dan penampilan di Indonesia Open nanti," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Harry menilai penampilan Jonatan, Selasa, kurang maksimal dan tidak berani mengambil keputusan tepat saat di lapangan.
"Dengan shuttlecock yang berkarakter relatif cepat, sebenarnya dia harus bisa bermain lebih agresif dan menguasai permainan depan. Dengan strategi ini, pola menyerangnya akan keluar dan ada peluang menang lebih terbuka," kata Harry dalam pesan resmi PP PBSI di Jakarta, Rabu.
Dalam babak 32 besar, Jonatan tunduk dua gim langsung dari pebulu tangkis China Shi Yu Qi. Unggulan keenam itu pun menyudahi pertandingan dengan skor 19-21, 12-21.
Setelah pertandingan, Jonatan mengaku banyak melakukan kesalahan sendiri yang akhirnya membuatnya tidak tenang dalam mengontrol pukulan.
Baca juga: Singapore Open: Timnas bulu tangkis Ingin ulangi prestasi positif
Harry menyayangkan sikap anak asuhnya yang ragu-ragu. Padahal keputusan yang ragu-ragu pada level pemain seperti Jonatan, bisa menjadi kendala yang menyulitkan saat bertemu lawan dengan kemampuan setara.
"Padahal di levelnya Jojo, setiap pemain yang ragu sedikit dalam mengambil keputusan itu bakal menyulitkan diri sendiri dan sebaliknya akan sangat menguntungkan lawan," Harry menjelaskan.
Harry menyadari bahwa Jonatan sangat kecewa dengan kekalahannya kemarin, oleh sebab itu ia mencoba membesarkan hari atlet yang ia tukangi dan menerima kekalahan tersebut.
Sebagai pelatih, Harry berusaha mendorong Jonatan agar kembali fokus untuk bersiap ke Indonesia Open pekan depan.
Harry optimistis Jonatan bisa tampil lebih baik di Istora Senayan karena punya modal kualitas permainan level atas. Ia pun meminta Jonatan untuk segera melupakan kekalahannya di Singapura dan fokus persiapan Indonesia Open.
"Apalagi, persiapannya, juga oke. Fisik dan tekniknya sudah siap. Semoga saja hasil buruk ini tidak mengganggu fokus dan penampilan di Indonesia Open nanti," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023